Minggu, 07 November 2010

Menemukan Diri dalam Kesendirian

Termenung dalam sunyi di lautan hening
terpekur menatap kosong jauh ke depan
terbayang semua peristiwa penuh kilau
membawa seperangkat kegalauan dan keputusasaan

Berbilang masa bersusun waktu
perjalaan waktu yang konstan
menarikan semua kejadian penuh konsentrasi
menyemburat dan memproklamirkan semua tanpa ambil peduli

gerakan tanga melamban
sejenak menghapus derai air mata
menahan sesenggukan yang dalam
menyiksa tenggorokan

ada pedih seperti disayat sembilu
sakit, teramat perih
bercampur dengan warna sesal
bersatu menghancurkan dinding harapan

terkenang masa dan tersadar akan kenyataan
didera kesamaan prestasi di setiap visi
tak kah ada hasil usaha yang patut dibanggakan??
haruskah berada dalam lubang yang sama?

sejenak terpekur dan terdiam
mengucurkan air mata sesal
merasa diri bernoda dan jorok
berdosa dan tak berbakti

tersadarkan jiwa walau sementara
tersadar hati walau kemudian terlena
dan terus berulang
tanpa makna dan capaian yang berkembang

inilah aku
ini lah diri dan jiwa serta hatiku
aku gagal
berdosa dan bernoda
terjerembab dalam nostalgia
tersngkur karena fitrah untuk mendapat pasangan
tersangkut dengan alasan ketiadaan

aku, sadar dalam kelemahan
kehilangan tujuan dalam kehangatan perjuangan
didera konsep dan harapan
yang membunuh semua harapan ketika tersadar

aku, terpuruk dalam kubangan nista dan dosa
berbalut serban kenakalan
berpayung kain nista dan kegagalan
ternyata aku gagal

aku
aku tak tahan
aku mau berubah
aku mau menjadi sang pejuang

pejuang yang bangkit dari keterpurukan
menjadi pelopor kebangkitan
walau tarikan pecundang jiwa
aku harus mampu hadapi

aku jatuh dan gagal
aku juga mau dan harus berubah
aku harus meniti jalan yang berduri

biarkan kamu mencela
menertawakan dan mengucilkan
aku tetap berdiri
meunjukkan aku, setidaknya untuk wanita tersayang, bunda

SMA swasta An Nizam Medan
-SAR-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar