Minggu, 07 November 2010

Menemukan Diri dalam Kesendirian

Termenung dalam sunyi di lautan hening
terpekur menatap kosong jauh ke depan
terbayang semua peristiwa penuh kilau
membawa seperangkat kegalauan dan keputusasaan

Berbilang masa bersusun waktu
perjalaan waktu yang konstan
menarikan semua kejadian penuh konsentrasi
menyemburat dan memproklamirkan semua tanpa ambil peduli

gerakan tanga melamban
sejenak menghapus derai air mata
menahan sesenggukan yang dalam
menyiksa tenggorokan

ada pedih seperti disayat sembilu
sakit, teramat perih
bercampur dengan warna sesal
bersatu menghancurkan dinding harapan

terkenang masa dan tersadar akan kenyataan
didera kesamaan prestasi di setiap visi
tak kah ada hasil usaha yang patut dibanggakan??
haruskah berada dalam lubang yang sama?

sejenak terpekur dan terdiam
mengucurkan air mata sesal
merasa diri bernoda dan jorok
berdosa dan tak berbakti

tersadarkan jiwa walau sementara
tersadar hati walau kemudian terlena
dan terus berulang
tanpa makna dan capaian yang berkembang

inilah aku
ini lah diri dan jiwa serta hatiku
aku gagal
berdosa dan bernoda
terjerembab dalam nostalgia
tersngkur karena fitrah untuk mendapat pasangan
tersangkut dengan alasan ketiadaan

aku, sadar dalam kelemahan
kehilangan tujuan dalam kehangatan perjuangan
didera konsep dan harapan
yang membunuh semua harapan ketika tersadar

aku, terpuruk dalam kubangan nista dan dosa
berbalut serban kenakalan
berpayung kain nista dan kegagalan
ternyata aku gagal

aku
aku tak tahan
aku mau berubah
aku mau menjadi sang pejuang

pejuang yang bangkit dari keterpurukan
menjadi pelopor kebangkitan
walau tarikan pecundang jiwa
aku harus mampu hadapi

aku jatuh dan gagal
aku juga mau dan harus berubah
aku harus meniti jalan yang berduri

biarkan kamu mencela
menertawakan dan mengucilkan
aku tetap berdiri
meunjukkan aku, setidaknya untuk wanita tersayang, bunda

SMA swasta An Nizam Medan
-SAR-

Rabu, 03 November 2010

Bagaimana Mencapai Hasil Hasil Lebih Besar Lagi

Setiap orang selalu saja memiliki naluri dan obsesi ingin meraih hasil hasil yang lebih besar dari waktu ke waktu .Tetapi tidak semua orang tahu bagaimana memulainya dengan tepat dan akurat . Akan tetapi waktulah yang akan menyadarkannya untuk melakukan hal hal berikut ini – begitu juga anada - sehingga bisa mencapai hasil hasil yang lebih besar .
1.Ubah Keyakinan dan Pikiran Anda yang Membatasi tentang Sukses
Semua bermula pada diri anda sendiri.Keyakinan anda terhadap sukses tidaknya diri anda sendiri dimasa depan amat mempengaruhi bagaimnan anda berpikir dan bertindak . Begitu anda yakin bahwa diri anda akan jauh lebih sukses dimasa depan , maka pikiran akan mencari cara bagaimana mewujudkan hal itu.Dan biasanya secara fisik anda akan bekerja seperti keyakinan dan arah pikiran anda.
Tetapi bagaimana memulai mengubah keyakinan sukses anda yang membatasi ? :
Anda dapat melakukannya dengan hal hal berikut :
a.Kenanglah lagi bagaimana dahulu anda berhasil meraih sukses demi sukses dalam kehidupan anda .
b.Ketahui lebih banyak cerita sukses orang orang disekitar anda.Cerita sukses mereka tentu beda dengan cerita sukses anda , baik dalam titik tolaknya , liku likunya , kualitas dan itensitas kejadiannya , kejutan kejutan yang terjadi sepanjang perjalannya .Dengan fakta ini adan tentu sudah selayaknya bercermin dan belajar dari cerita sukses mereka itu.Ini akan menambah bobot keyakinan anda
c.Telaahlah sejarah para Pendidik dan Pembimbing Besar kemanusiaan yakni para Nabi dan Rasul bagaimana mereka berhasil mengatasi persoalan persoaln yang mustahil diatsi menurut kalkulasi rasional .
2.Naikkan Standart Kerja Anda .
Semua kemampuan , kompetensi , prosedur kerja , serta target keja harus anda naikkan standartnya begitu anda menginkan hasil asil yang lebih besar.Ini karena anda tidak bisa bekerja dengan standart lama .Sebab hasilnya pasti sama dengan hasil sebelumnya. Anda membutuhkan standart baru dalam hal :
a.ilmu
jika anda bekerja dengan jumlah dan kualitas ilmu seperti saat saat sebelumnya dipastikan anda tidak akan banyak mampu memahami peluang peluang baru yang menjadi pintu masuk bagi terbuka dan tercapainya hasil hasil baru.
b.kompetensi
anda bisa melihat sendiri , sekarang ini begitu banyak kita menemukan sarana komunikasi , transportasi , edukasi dan lainnya dibuat untuk lebih memudahkan manusia dalam bekerja sehinga menjadi lebih efektif , efisien dan produktif.Tentu anda sangat butuh meningkatkan kemampuan kompetensi anda dalam menggnakan sarana sarana itu
c.budaya kerja
Baik secara personal maupun secara struktural siapapun yang lebih berhasil selalu memperlihatkan budaya kerja yang jauh lebih unggul dari yang lainnya. Disiplin waktu , focus , kerapian , kecepatan , ketepatan , kreatifitas dan inovasi kehandalan , kebiasaan selalu belajar , kerja sama adalah budaya kerja yang harus anda naikkan standartnya jika anda secara pribadi sudah memilikinya .
d.moralitas social
anda tidak bisa sukses besar jika anda selalu bekerja sendiri. Akan tetapi jika anda bekerja dengan orang lain , maka anda membutuh ikatan kerja yang menggairahkan dan menggerahkan bagi orang orang disekitar anda agar mereka tetap mau bekerja bersama anda.Ikatan yang saya maksud adalah moralitas and dalam bekerja .Kita sering menyebutnya dengan kecerdasan emosional. Anda harus bisa secara tulus meningkatkan empati , rasa hormat anda kepada sesama , keterbukaan untuk secara lapang dada mengakui kesalahan kesalahan anda , kepedulian untuk memberikan dukugan kepada orang orang anda dalam bekerja serta kebesaran jiwa untuk menoleransi setiap kesalahan yang dibuat orang orang anda karena masih dalam tahap mencoba dan belajar .
e.Jaringan kerja
Tidak bisa dibantah bahwa sukses manusia diabad ini adalah cerita sukses tentang jaringan .Anda harus semakin mendayagunakan kekuatan jaringan ini .
3.Ubah Strategi Kerja .
Strategi berfungsi memberi arah bertindak bagi anda dengan lebih terencana , terfokus , efisien , efektif dan produktif. Dalam strategi anda akan diajak berpikir jauh kedepan , dan diminta menentukan langkah langkah penting apa yang harus diambil pada periode waktu tertentu , dan seberapa besar sumber daya yang harus anda alokasikan secara benar .Anda juga akan dituntut bisa mendahulukan pekerjaan yang lebih penting ketimbang pekerjaan yang sekedar penting . Denga begitu anda bisa meraih hasil hasil yag anda inginkan lebih efektif ( artinya sesuai dengan jenis keberhasilan yang anda inginkan ), lebih efisien ( artinya lebih menghemat sumber daya dalam proses meraihnya ) , dan lebih produktif ( artinya lebih banyak yang dihasilkan dari waktu ke waktu sesuai dengan standart yang anda inginkan .
Akan tetapi anda harus berani melihat apakah strategi anda yang lama telah memperlihatkan itu semua .Jika tidak anda tidak boleh mengulanginya sekali lagi ..Anda harus menggantinya dengan strategi kerja baru 

sumber: http://trustcosurabaya.com/bagaimana-mencapai-hasil-hasil-lebih-besar-lagi.html

Senin, 16 Agustus 2010

The Present Continuous Tense - When to use?

1. We use the Present Continuous Tense to talk about activities happening now.

Examples
The kids are watching TV.
I am sitting down, because I am tired.
I am not learning German, because this is an English class.
Who are you writing to?

2. We can also use the Present Continuous Tense to talk about activities happening around now, and not necessarily this very moment.

Examples
Sally is studying really hard for her exams this week.
I am reading a really interesting book now.
How are you brushing up on your English for the trip?
We aren't working hard these days.

3. The Present Continuous Tense is also used to talk about activities happening in the near future, especially for planned future events.

Examples
I am seeing my dentist on Wednesday.
Polly is coming for dinner tomorrow.
Are you doing anything tonight?
We aren't going on holiday next week.





PRESENT CONTINUOUS TENSE

FORM :
[am/is/are + present participle]

Examples:

* You are watching TV.
* Are you watching TV?
* You are not watching TV.

Complete List of Present Continuous Forms
USE 1 Now

Use the Present Continuous with Normal Verbs to express the idea that something is happening now, at this very moment. It can also be used to show that something is not happening now.

Examples:

* You are learning English now.
* You are not swimming now.
* Are you sleeping?
* I am sitting.
* I am not standing.
* Is he sitting or standing?
* They are reading their books.
* They are not watching television.
* What are you doing?
* Why aren't you doing your homework?

USE 2 Longer Actions in Progress Now

In English, "now" can mean: this second, today, this month, this year, this century, and so on. Sometimes, we use the Present Continuous to say that we are in the process of doing a longer action which is in progress; however, we might not be doing it at this exact second.

Examples: (All of these sentences can be said while eating dinner in a restaurant.)

* I am studying to become a doctor.
* I am not studying to become a dentist.
* I am reading the book Tom Sawyer.
* I am not reading any books right now.
* Are you working on any special projects at work?
* Aren't you teaching at the university now?

USE 3 Near Future

Sometimes, speakers use the Present Continuous to indicate that something will or will not happen in the near future.

Examples:

* I am meeting some friends after work.
* I am not going to the party tonight.
* Is he visiting his parents next weekend?
* Isn't he coming with us tonight?

USE 4 Repetition and Irritation with "Always"

The Present Continuous with words such as "always" or "constantly" expresses the idea that something irritating or shocking often happens. Notice that the meaning is like Simple Present, but with negative emotion. Remember to put the words "always" or "constantly" between "be" and "verb+ing."

Examples:

* She is always coming to class late.
* He is constantly talking. I wish he would shut up.
* I don't like them because they are always complaining.

REMEMBER Non-Continuous Verbs/ Mixed Verbs

It is important to remember that Non-Continuous Verbs cannot be used in any continuous tenses. Also, certain non-continuous meanings for Mixed Verbs cannot be used in continuous tenses. Instead of using Present Continuous with these verbs, you must use Simple Present.

Examples:

* She is loving this chocolate ice cream. Not Correct
* She loves this chocolate ice cream. Correct

ADVERB PLACEMENT

The examples below show the placement for grammar adverbs such as: always, only, never, ever, still, just, etc.

Examples:

* You are still watching TV.
* Are you still watching TV?

Belajar Inggris: Introduction Expression

Berikut ini akan membahas beberapa ekspresi untuk memperkenalkan diri. Materi ini lebih dikhususkan bagi adik-adik SMP dan SMA nmun tak menutup kemungkinan semua bias mmpelajari kembali materi dasar. Untuk mempelajari yang sulit kita haris memulai dari yang mudhkan?? Semalat belajar!!!



Expressions Functions

My name is Andi. (Mengenalkan diri sendiri)

I’m Denias. (Mengenalkan kamu)

Denias, this is Adib. (Mengenalkan seseorang)

Let me introduce myself. My name is … (Mengenalkan diri sendiri)

I’d like to introduce myself. My name is … (Mengenalkan diri sendiri)

Allow me to introduce myself. My name is … (Mengenalkan diri sendiri)

I’d like to introduce … (Mengenalkan orang lain)

Let me introduce … (Mengenalkan orang lain)

Allow me to introduce … Mengenalkan orang lain



Coba jawab latihan berikut ini. Dibwah ini merupakan jawaban, pilihlah jawaban yangsesuai!!

Hi, Retno. My name is Adib.

this is Retno. I’m Arnys.Adib :



Hi, Are you a new student?

Arnys : Yes, I am. By the way, are you a new student, too?

Adib : I’m a new student too. 1) ______________________

Arnys : 2) _________________ Well, Adib, 3) __________________

She was my classmate in the Junior High School.

Adib : 4) ________________ Nice to meet you?

Retno: Nice to meet you too.

Adib : Anyway, we still have half an hour before the class starts. Shall we go to the canteen? Arnys &

Retno : Okay.



Berikut ini contoh cara memperkenalkan diri kepada seseorang!!(buat yang mau interview kerja pakai bahasa inggris penting juga buat mempelajari ini lho)

Good morning, everybody! Let me introduce myself. My name is Anita Mumpuni. I was born in Semarang, on 29 August 1992. I live at Diponegoro street no. 27. My hobbies are dancing, singing, and swimming. I want to be a professional dancer someday. I joined the music club in the Junior High School. Now, I join the dancing club. I practice hard to reach my ambition.



Sumber: sma10bhsing Interlanguage JokoPriyana

Recount text

Teks recount adalah teks yang menjelaskan atau melaporkan mengenai sebuah peristiwa atau kejadian yang terjadi di masa lampau dengan tujuan untuk menginformasikan atau menghibur.

Struktur teks recount, yaitu:
1. Orientation: Informasi pembuka yang dapat menjawab siapa, kapan, dan dimana.
2. Events: Urutan kejadian yang ditulis secara kronologis.
3. Reorientation: Penutup

Contoh teks recount:

My Adventure at Leang-Leang Cave



On Sunday, my parents, my best friend Novi, and I visited a cave at Maros called Leang-leang. It was my first time to visit the cave, better yet, my best friend came to visit it with me!

The cave was famous for its primitive cave wall paintings which were some hand prints and wild boar paintings. The cave and its surroundings was turned into a national park, so it was taken care of. My parents took a rest in a small hut for visitors of the park, while Novi and I adventured around the cave with a guide. We had to climb some metal stairs to get to the cave, because the cave was embedded into a small mountain. Next stop was a place where some seashells littered the ground and some were actually piled into a big mound! The guide said that these piles of seashells are called kjokkenmoddinger, or kitchen trash. The humans who lived here ate the shells and dumped the left overs in their 'kitchen'. The last place was a small museum where they have skeletons of the humans who lived in the caves. The skeletons along with some roughly made jewelry and weapons were placed inside glass cases for display. The walls of the museum were adorned with photographs taken when they did an excavation there.

After a quick lunch with Novi and my parents, we decided it was time to go back home. We really had the time of our lives!

contoh recount text

Recount Text:

My Day at the Beach

Last week my friend and I were bored after three weeks of holidays, so we rode our bikes to Smith Beach, which is only five kilometres from where I live. When we arrived at the beach, we were surprised to see there was hardly anyone there.

After having a quick dip in the ocean, which was really cold, we realized one reason there were not many people there. It was also quite windy. After we bought some hot chips at the takeaway store nearby, we rode our bikes down the beach for a while, on the hard, damp part of the sand. We had the wind behind us and, before we knew it, we were many miles down the beach.

Before we made the long trip back, we decided to paddle our feet in the water for a while, and then sit down for a rest. While we were sitting on the beach, just chatting, it suddenly dawned on us that all the way back, we would be riding into the strong wind.

When we finally made it back home, we were both totally exhausted! But we learned some good lessons that day.

Kamis, 29 Juli 2010

Tarhib Ramadhan

TARHIIB RAMADHAN
Alhamdulillah, pada tahun ini kita-insya Allah- akan kembali bertemu dengan tamu mulia bulan suci Ramadhan. Bulan penuh berkah, rahmat dan maghfirah, bulan diwajibkan shiyam dan diturunkan Al-Qur’an sebagai hidayah untuk manusia. Malam diturunkan Al-Qur’an disebut Malam Kemuliaan (Lailatul Qodr) yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan ibadah dan pembinaan kaum muslimin menuju derajat muttaqiin.

 Khutbah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menyambut Ramadhan

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sangat gembira dan memberikan kabar gembira kepada umatnya dengan datangnya bulan Ramadhan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan keutamaan-keutamaannya dalam pidato penyambutan bulan suci Ramadhan:
عَنْ سَلْمَانَ الفَارِسِي قَالَ: خَطَبَنَا رَسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِي آخِرِ يَوْمٍ مِنْ شَعْبَان فقال "يا أيها الناسَ قَدْ أَظَلَّكُم شَهْرٌ عَظِيْمٌ شهرٌ مُباركٌ، شهرٌ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، وَجَعَلَ اللهُ تَعَالى صِيَامَهُ فَرِيْضَةً وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا، مَنْ تَقَرَّبَ فِيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ الْخَيْرِ كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فريضةً فِيْهِ كان كمن أدّى سَبْعِيْنَ فريضةً فيما سواه، وهو شهرُ الصبرِ وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّة، وشهرُ الْمُوَاسَاةِ وشهرٌ يُزَادُ فِيْهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ، مَنَ فَطََّرَ فِيْهِ صَائِمًا كان لَهُ مغفرةً لِذُنُوْبِهِ، وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ، وكان له مثلَ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أنْ يَنْقُصَ مِن أجرِه شيء. قُلْنَا: يَا رسولَ اللهِ لَيْسَ كُلُّنَا نَجِدُ مَا يُفَطِّرُ الصَائم؟ فقال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: يُعْطِي اللهُ هذا الثوابَ مَنْ فطَّر صائما على مَذْقَةِ لَبَنٍ، أو تَمْرَةٍ، أو شربةٍ مِنْ مَاءٍ، ومَنْ أَشْبَعَ صَائِمًا سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِي شربةً لاَ يَظْمَأ حتَّى يدخلَ الجنةِ، وهو شهرٌ أَوَّلُهُ رحمةٌ وَأَوْسَطُهُ مغفرةٌ، وآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ، مَن خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ فيه غَفَرَ له وأَعْتَقَهُ مِنَ النار، فَاسْتَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ: خَصْلَتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ، وَخَصْلَتَانِ لاَ غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا. فَأَمَّا الْخَصْلَتَانِ اللَّتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ فَشَهَادَةُ أنْ لاَ إله إلاَّ الله وَتَسْتَغْفِرُوْنَهُ، وأمَّا اللتان لا غِنَى بِكم عنهما فَتَسْأَلُوْنَ الجنةَ وَتَعُوذُونَ بِهِ مِنَ النَّارِ وَمَنْ أَشْبَعَ فيه صائما سقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِي شُربةً لاَ يَظْمَأُ حتَّى يدخلَ الجنة
Dari Salman Al-Farisi ra. berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah pada hari terakhir bulan Sya’ban: Wahai manusia telah datang kepada kalian bulan yang agung, bulan penuh berkah, didalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasanya wajib, dan qiyamul lailnya sunnah. Siapa yang mendekatkan diri dengan kebaikan, maka seperti mendekatkan diri dengan kewajiban di bulan yang lain. Siapa yang melaksanakan kewajiban, maka seperti melaksanakan 70 kewajiban di bulan lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran balasannya adalah surga. Bulan solidaritas, dan bulan ditambahkan rizki orang beriman. Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka diampuni dosanya dan dibebaskan dari api neraka dan mendapatkan pahala seperti orang orang yang berpuasa tersebut tanpa dikurangi pahalanya sedikitpun ». kami berkata : »Wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam Tidak semua kita dapat memberi makan orang yang berpuasa ? ». Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:” Allah memberi pahala kepada orang yang memberi buka puasa walaupun dengan satu biji kurma atau seteguk air atau susu. Ramadhan adalah bulan dimana awalnya rahmat, tengahnya maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka . Siapa yang meringankan orang yang dimilikinya , maka Allah mengampuninya dan dibebaskan dari api neraka. Perbanyaklah melakukan 4 hal; dua perkara membuat Allah ridha dan dua perkara Allah tidak butuh dengannya. 2 hal itu adalah; Syahadat Laa ilaha illallah dan beristighfar kepada-Nya. Adapaun 2 hal yang Allah tidak butuh adalah engkau meminta surga dan berlindung dari api neraka. Siapa yang membuat kenyang orang berpuasa, Allah akan memberikan minum dari telagaku (Rasul saw) satu kali minuman yang tidak akan pernah haus sampai masuk surga” (HR al-‘Uqaili, Ibnu Huzaimah, al-Baihaqi, al-Khatib dan al-Asbahani).

 Persiapan Diri Secara Maksimal

a. Persiapan Mental
Persiapan mental untuk puasa dan ibadah terkait lainnya sangat penting. Apalagi pada saat menjelang hari-hari terakhir, karena tarikan keluarga yang ingin belanja mempersiapkan hari raya, pulang kampung dll, sangat mempengaruhi umat Islam dalam menunaikan kekhusu’an ibadah Ramadhan. Dan kesuksesan ibadah Ramadhan seorang muslim dilihat dari akhirnya. Jika akhir Ramadhan diisi dengan i’tikaf dan taqarrub yang lainnya, maka insya Allah dia termasuk yang sukses dalam melaksanakan ibadah Ramadhan.

b. Persiapan ruhiyah (spiritual)
Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an saum sunnah, dzikir, do’a dll. Dalam hal mempersiapkan ruhiyah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan kepada umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, sebagaimana yang diriwayatkan ‘Aisyah ra. berkata:” Saya tidak melihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban” (HR Muslim).

c. Persiapan fikriyah
Persiapan fikriyah atau akal dilakukan dengan mendalami ilmu, khususnya ilmu yang terkait dengan ibadah Ramadhan. Banyak orang yang berpuasa tidak menghasilan kecuali lapar dan dahaga. Hal ini dilakuakan karena puasanya tidak dilandasi dengan ilmu yang cukup. Seorang yang beramal tanpa ilmu, maka tidak menghasilkan kecuali kesia-siaan belaka.

d. Persiapan Fisik dan Materi
Seorang muslim tidak akan mampu atau berbuat maksimal dalam berpuasa jika fisiknya sakit. Oleh karena itu mereka dituntut untuk menjaga kesehatan fisik, kebersihan rumah, masjid dan lingkungan. Rasulullah mencontohkan kepada umat agar selama berpuasa tetap memperhatikan kesehatan. Hal ini terlihat dari beberapa peristiwa di bawah ini :

• Menyikat gigi dengan siwak (HR. Bukhori dan Abu Daud).
• Berobat seperti dengan berbekam (Al-Hijamah) seperti yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim.
• Memperhatikan penampilan, seperti pernah diwasiatkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada sahabat Abdullah ibnu Mas’ud ra, agar memulai puasa dengan penampilan baik dan tidak dengan wajah yang cemberut. (HR. Al-Haitsami).

Sarana penunjang yang lain yang harus disiapkan adalah materi yang halal. untuk bekal ibadah Ramadhan. Idealnya seorang muslim telah menabung selama 11 bulan sebagai bekal ibadah Ramadhan. Sehingga ketika datang Ramadhan, dia dapat beribadah secara khusu’ dan tidak berlebihan atau ngoyo dalam mencari harta atau kegiatan lain yang mengganggu kekhusu’an ibadah Ramadhan.

 Merencanakan Peningkatan Prestasi Ibadah (Syahrul Ibadah)

Ibadah Ramadhan dari tahun ke tahun harus meningkat. Tahun depan harus lebih baik dari tahun ini, dan tahun ini harus lebih baik dari tahun lalu. Ibadah Ramadhan yang kita lakukan harus dapat merubah dan memberikan output yang positif. Perubahan pribadi, perubahan keluarga, perubahan masyarakat dan perubahan sebuah bangsa. Allah SWT berfirman : « Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri » (QS AR- Ra’du 11).

Diantara bentuk-bentuk peningkatan amal Ibadah seorang muslim di bulan Ramadhan, misalnya; peningkatan, ibadah puasa, peningkatan dalam tilawah Al-Qur’an, hafalan, pemahaman dan pengamalan. Peningkatan dalam aktifitas sosial, seperti: infak, memberi makan kepada tetangga dan fakir-miskin, santunan terhadap anak yatim, beasiswa terhadap siswa yang membutuhkan dan meringankan beban umat Islam. Juga merencanakan untuk mengurangi pola hidup konsumtif dan memantapkan tekad untuk tidak membelanjakan hartanya, kecuali kepada pedagang dan produksi negeri kaum muslimin, kecuali dalam keadaan yang sulit (haraj).

 Mengutamakan Ukhuwah Islamiyah dan Persatuan Umat Islam
Bulan Ramadhan adalah bulah rahmat, dimana kasih sayang dan persaudaraan harus diutamakan dari yang lainnya. Ukhuwah Islamiyah adalah prinsip dari kebaikan umat Islam. Sehingga ibadah Ramadhan harus berdampak pada ukhuwah Islamiyah. Dan ukhuwah Islamiyah ini harus terlihat jelas dalam penentuan awal dan akhir Ramadhan dan mengsisi ibadah Ramadhan. Namun demikian, semuanya harus tetap komitmen dengan Al-Qur’an dan Sunnah.
Diperlukan sikap bijak dari para ulama untuk bertemu dan duduk dalam satu majelis bersama pemerintah (Departemen Agama) menentukan kesamaan awal dan akhir Ramadhan. Tentunya berdasarkan argumentasi ilmiyah yang kuat dan landasan-landasan yang kokoh berdasarkan Syariat Islam. Memang perbedaan pendapat (dalam masalah furu) adalah rahmat. Tetapi kesamaan penentuan awal dan akhir Ramadhan lebih lebih dekat dari rahmat Allah yang diberikan kepada orang-orang yang bertaqwa. Perbedaan pendapat dalam penentuan awal dan akhir Ramadhan adalah suatu pertanda belum terbangun kuatnya budaya syuro’, ukhuwah Islamiyah dan pembahasan ilmiyah dalam tubuh umat Islam, lebih khusus lagi para ulamanya.
Ukhuwah Islamiyah dan persatuan umat Islam jauh lebih penting dari ibadah-ibadah sunnah dan perbedaan pendapat tetapi menimbulkan perpecahan.

 Menjadikan Ramadhan sebagai Syahrut Taubah (Bulan Taubat)

Bulan Ramadhan adalah bulan dimana syetan dibelenggu, hawa nafsu dikendalikan dengan puasa, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka. Sehingga bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat kondusif untuk bertaubat dan memulai hidup baru dengan langkah baru yang lebih Islami.
Taubat berarti meninggalkan kemaksiatan, dosa dan kesalahan serta kembali kepada kebenaran. Atau kembalinya hamba kepada Allah SWT, meninggalkan jalan orang yang dimurkai dan jalan orang yang sesat.
Taubat bukan hanya terkait dengan meninggalkan kemaksiatan, tetapi juga terkait dengan pelaksanaan perintah Allah. Orang yang bertaubat masuk kelompok yang beruntung. Allah SWT. berfirman: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS An-Nuur 31).
Oleh karena itu, di bulan bulan Ramadhan orang-orang beriman harus memperbanyak istighfar dan taubah kepada Allah SWT. Mengakui kesalahan dan meminta ma’af kepada sesama manusia yang dizhaliminya serta mengembalikan hak-hak mereka. Taubah dan istighfar menjadi syarat utama untuk mendapat maghfiroh (ampunan), rahmat dan karunia Allah SWT. “Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS Hud 52)

 Menjadikan bulan Ramadhan sebagai Syahrut Tarbiyah, Da’wah
Bulan Ramadhan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para da’i dan ulama untuk melakukan da’wah dan tarbiyah. Terus melakukan gerakan reformasi (harakatul ishlah). Membuka pintu-pintu hidayah dan menebar kasih sayang bagi sesama. Meningkatkan kepekaan untuk menolak kezhaliman dan kemaksiatan. Menyebarkan syiar Islam dan meramaikan masjid dengan aktifitas ta’lim, kajian kitab, diskusi, ceramah dll, sampai terwujud perubahan-perubahan yang esensial dan positif dalam berbagai bidang kehidupan. Ramadhan bukan bulan istirahat yang menyebabkan mesin-mesin kebaikan berhenti bekerja, tetapi momentum tahunan terbesar untuk segala jenis kebaikan, sehingga kebaikan itulah yang dominan atas keburukan. Dan dominasi kebaikan bukan hanya dibulan Ramadhan, tetapi juga diluar Ramadhan

 Mengambil Keberkahan Ramadhan secara Semaksimal
Ramadhan adalah bulan penuh berkah, penuh berkah dari semua sisi kebaikan. Oleh karena itu, umat Islah harus mengembail keberkahan Ramadhan dari semua aktifitas positif dan dapat memajukan Islam dan umat Islam. Termasuk dari sisi ekonomi, sosial, budaya dan pemberdayaan umat. Namun demikian semua aktifitas yang positif itu tidak sampai mengganggu kekhusu’an ibadah ramadhan terutama di 10 terakhir bulan Ramadhan.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan bulan puasa sebagai bulan penuh amaliyah dan aktivitas positif. Selain yang telah tergambar seperti tersebut di muka, beliau juga aktif melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan. Rasulullah saw . menikahkan putrinya (Fathimah) dengan Ali RA, menikahi Hafsah dan Zainab.

 Menjadikan Ramadhan sebagai Syahrul Muhasabah (Bulan Evaluasi)
Dan terakhir, semua ibadah Ramadhan yang telah dilakukan tidak boleh lepas dari muhasabah atau evaluasi. Muhasabah terhadap langkah-langkah yang telah kita perbuat dengan senantiasa menajamkan mata hati (bashirah), sehingga kita tidak menjadi orang/kelompok yang selalu mencari-cari kesalahan orang/kelompok lain tanpa mau bergeser dari perbuatan kita sendiri yang mungkin jelas kesalahannya.
Semoga Allah SWT senantiasa menerima shiyam kita dan amal shaleh lainnya dan mudah-mudahan tarhib ini dapat membangkitkan semangat beribadah kita sekalian sehingga membuka peluang bagi terwujudnya Indonesia yang lebih baik, lebih aman, lebih adil dan lebih sejahtera. Dan itu baru akan terwujud jika bangsa ini yang mayoritasnya adalah umat Islam kembali kepada Syariat Allah.

diambil dari Buku : PANDUAN IBADAH RAMADHAN DEWAN SYARIAH PUSAT PARTAI KEADILAN SEJAHTERA yang diedit oleh Iman Santoso, Lc.

Minggu, 25 Juli 2010

Adab Malam Pertama (Zafaf)

Oleh Fir'adi Abu Ja'far, Lc

Khalid bin Walid pernah bertutur, "Ada dua hal yang paling aku sukai dalam hidupku: mengayunkan pedang di medan perang dan menghabiskan malam pengantin bersama istriku."

Ingatkah anda saat-saat melewati malam pengantin (zafaf) dahulu? Sesudah akad nikah terlaksana dan disaksikan oleh karib kerabat, keluarga dekat, para tamu dan undangan, maka kita telah memasuki saat yang paling peka. Hari itu seorang remaja yang melepas keperjakaannya menjadi seorang suami. Seorang gadis telah menutup masa lajangnya dan membuka lembaran hidup baru dengan corak dan mode yang serba baru. Iapun menjadi seorang istri pendamping sang suami. Teman setia dalam pelayaran hidup di dunia ini. Perasaan keduanya sangat sensitif ketika pertama kali bertemu dan berdekatan. Ada salah tingkah, tapi ada perasaan ingin selalu merapat. Hati berbunga-bunga, namun rasa gugup juga tak terkira. Ada rasa getar tapi penasaran juga tak terbendung.

Ada keindahan-keindahan yang mengalir deras dari salah tingkah di malam itu. Salah satunya adalah pasangan suami-istri (pasutri) saling menerima dan tidak saling menuntut ketika pertama kali biduk rumah tangga berlayar di malam zafaf. Yang terpikirkan saat itu adalah bagaimana seorang suami dapat memberikan bunga hati kepada istrinya. Juga sebaliknya seorang istri berpikir maksimal untuk memberikan pelayanan yang paripurna kepada pasangannya. Maka salah tingkah tak perlu ditakuti oleh pasangan baru, tetapi semestinya ia disyukuri hingga sampai ke dasar hati.

Adapun rambu-rambu pelayaran jangan diabaikan. Ingat, kekecewaan dan kegagalan di malam itu, menjadi lampu kuning bagi kehidupan selanjutnya. Dan bahkan bisa menjadi prahara dan bencana dahsyat dalam rumah tangga, yang lebih dahsyat dari gempa bumi biasa. Menikmati pelayaran dengan sentuhan perasaan yang dalam sangat membantu keduanya untuk bergandengan tangan, berjalan seiring menuju keluarga yang penuh berkah. Keindahan malam itu menjadi jalan untuk saling menerima, saling memberi dan saling mempercayai yang dibingkai kerinduan-kerinduan halus yang menggema, memenuhi lorong-lorong hati. Adapun salah tingkah dan canggung menjadi warna tersendiri dan bahkan menambah indahnya suasana. Begitulah cara Allah SWT menaburkan rahmat-Nya bagi hamba-hamba-Nya.

Malam pengantin sangat membekas di sanubari. Ia menjadi memori paling berkesan dan memberikan makna yang paling dalam menembus lorong-lorong hati. Ternyata hal inilah yang menjadi rahasia berbinarnya kedua mata Khalid bin Walid RA saat mengenang keindahan malam pengantin, menjelang detik-detik terakhir kepulangannya menghadap Sang Pemberi Cinta. Ia masih sempat menyuarakan gemericik hatinya, "Tiada kenangan yang lebih indah dalam hidupku, dari pada malam pengantin yang amat mendebarkan hati bersama bidadariku tercinta, terlebih suasana bertambah syahdu, ketika Allah SWT mengguyur bumi ini dengan tetesan-tetesan air hujan perlambang turunnya rahmat dan kasih sayang-Nya."

Ada waktu-waktu untuk menikmati keindahan. Ada saat-saat untuk menghayati kebesaran Sang Maha pencipta, yang sangat luas kasih sayang-Nya kepada kita. Alangkah semerbaknya, bila malam pengantin ini diawali dengan shalat sunnah bersama dua raka'at. Memulai kehidupan sebagai pasutri dengan menyebut Asma-Nya dan bersimpuh pasrah di hadapan-Nya. Karena Dia-lah yang telah mengaruniakan kepada kita teman sejati, penyayang, pelindung, pengasih, dan pemberi ketentraman dan kedamaian. Dengan shalat dua raka'at, mudah-mudahan keburukan akan menjauh, berganti dengan rahmat Allah SWT. Shalat dua raka'at ini merupakan warisan generasi para sahabat kepada kita yang sepatutnya kita teladani. Karena menapak tilasi kehidupan orang-orang shalih, akan menetaskan kebahagiaan dan keberuntungan dalam hidup.

Setelah melaksanakan shalat dua raka'at bersama, maka suami memegang ubun-ubun istrinya seraya berdo'a, "Ya Allah sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kecantikan dan keelokan perangainya, dan aku mohon perlindungan-Mu dari kejelekan dan keburukan perangainya." Hendaknya suami bersikap lemah lembut dan mengajak istrinya berbicara dari hati ke hati dengan tutur kata yang halus, lemah lembut dan menyenangkan. Karena yang demikian itu akan mencairkan segala kebekuan dan kekakuan. Walaupun wajah masih gugup dan tangan masih bergetar hebat, namun rasa cinta dan kedamaian berada di dekat suami mulai mengalir di hati, mulai terasa denyutnya di dada. Segelas susu dan beberapa butir kurma di awal pertemuan dapat mencairkan suasana dan menghadirkan keasyikan. Ada kemesraan dan kelembutan yang tumbuh. Ada jalinan perasaan yang mulai terajut. Ada sikap kikuk yang mencair perlahan-lahan seiring dengan susu yang diminum berdua dari gelas yang sama.

Janganlah tergesa-gesa. Ajaklah istri anda bercanda dan bergurau terlebih dahulu sebelum anda mengajaknya berlayar di samudera cinta, agar cintanya kepada anda mengembang dan perasaannya terbangkitkan. Ia bisa lebih terbuka dan tidak terhalang oleh gumpalan awan rasa malunya. Setelah mendaki ke puncak kenikmatan dan urat-uratpun telah melemah, tunggulah istri anda menemukan dirinya setelah beberapa saat melayang-layang di awan jingga. Jangan tinggalkan dirinya, ingatlah masih ada usapan pelan yang mesra dan kecupan lembut di kening, masih ada yang diharapkannya.

Setelah itu dekatkan telinga hati anda dalam pelukannya. Dengarkanlah suara hatinya. Rabalah perasaannya, kebahagiaannya, harapan-harapannya. Dan mungkin juga sedikit kekhawatirannya sekaligus keinginannya untuk mendapatkan suami yang memberikan perlindungan, rasa aman, ketentraman, ikatan bathin dan penerimaan. Masih ada kehangatan yang tersisa menuju peraduan malam yang indah. Kerlingan mata dan pembicaraan singkat dan sederhana bisa mengantarkan pasutri ke peraduan sebelum menutup malam zafaf dengan do'a dan memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT. Setelah melantunkan do'a, terkatuplah mata perlahan-lahan. Sedangkan tangan pasutri masih saling menggenggam erat. Ada ketentraman di sana. Seolah-olah keduanya tak ingin dipisahkan lagi. Lakukanlah mandi janabah bersama, guna melengkapi kemesraan di malam zafaf, seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW bersama istri tercintanya Aisyah RA. Semoga ikatan hati semakin kuat, dan jalinan perasaan (al 'athifah) semakin tumbuh. Masih ada gurauan-gurauan kecil sewaktu mandi bersama.

Malam pengantin sejatinya bukan hanya sekadar milik pasangan baru. Tapi semestinya ia tetap lestari, subur dan tak boleh luntur meskipun usia pernikahan telah uzur. Tentunya dengan format, resep dan menu yang berbeda. Umur pernikahan boleh lapuk namun cinta dan kasih dalam keluarga tetap harus dipupuk. Di saat bahtera rumah tangga sedang dihantam badai konflik, kemelut yang cukup menegangkan persendian, maka mengenang keindahan malam-malam pengantin adalah satu solusi jitu untuk mengembalikan rumah tangga pada iramanya yang tenang. Agar kicauan burung-burung kembali terdengar, menyanyi dan bersenandung merdu. Di kala bunga-bunga cinta yang tumbuh di hati mulai kering dan layu, segeralah alirkan memori indah malam pengantin syahdu yang mendayu-dayu, agar ia bisa menjadi musim semi dalam taman rumah tangga. Kehadiran anak dalam rumah tangga, tidak menghalangi pasutri untuk menghidupkan kembali malam-malam pengantinnya, tentunya dengan mengatur tempat dan waktu yang tepat.

Bagi pasutri yang belum memiliki keturunan, jadikanlah malam-malam di awal musim panas ini menjadi malam-malam pengantin yang menyejukan hati dengan bumbu-bumbu yang serba baru. Belum hadirnya anak dalam rumah tangga, anggaplah sebagai bulan madu yang terus diperpanjang. Dan bagi yang masih hidup menyendiri, isilah malam-malam yang panjang dengan dzikir dan shalat malam. Perbanyaklah do'a di hadapan-Nya, agar sang bidadari atau sang arjuna yang dinanti dan didamba segera hadir menjelma di alam nyata. Jangan anda habiskan waktu luang untuk menghayalkan malam pengantin yang saatnya belum tentu. Karena keindahan yang anda bayangkan justru membuat anda semakin meradang dan menjerit pilu. Allahu A'lam bishawab.

silahkan lihat di: http://www.pks-arabsaudi.org/pip/?pilih=lihat&id=232

Puasa (semua tentang Puasa dari A-Z)

Pengertian Puasa
Puasa ialah menahan diri daripada makan dan minum serta perkara-perkara yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Hukum puasa bulan Ramadhan adalah wajib.

Golongan Wajib Puasa
Jumhur Ulama’ berpendapat bahwa golongan yang wajib berpuasa ialah :
1. Orang Islam ; tidak sah puasa orang kafir @ murtad
2. Berakal ; tidak wajib ke atas orang gila @ tidak suiman
3. Baligh ; tidak wajib ke atas kanak-kanak, tetapi puasanya sah.
4. Menetap di sesuatu tempat iaitu tidak musafir
5. Mampu berpuasa ; bukannya orang yang sakit ataupun terlalu tua


Rukun Puasa
1. Niat berpuasa.
Orang yang ingin berpuasa wajib seperti Puasa bulan Ramadhan (termasuk qadhanya), Puasa Nazar dan Puasa Kifarah hendaklah berniat di malam hari sebelum terbit fajar. Manakala mana-mana puasa sunnat bolehlah berniat sebelum gelincir matahari (waktu Zohor) dengan syarat belum lagi melakukan perkara-perkara yang boleh membatalkan puasa.
2. Menahan diri daripada makan dan minum serta perkara-perkara ayang boleh membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam fajar.
Di samping itu, orang yang berpuasa dikehendaki menjaga adab-adab puasa seperti meninggalkan segala perkara keji yang boleh mengurangkan pahala puasa tetapi tidak sampai membatalkannya misalnya mengumpat, menyebut perkataan keji dsb.

Perkara Yang Membatalkan Puasa
1. Makan dan minum dengan sengaja
2. Mengeluarkan mani dengan sengaja
3. Keluar haid, nifas atau wiladah
4. Melakukan persetubuhan walaupun tidak keluar mani . Wajib qada’ dan membayar kafarah iaitu
memerdeka sorang hamba, jika tiadak dapat hendaklahberpuasa 3 bulan berturut-turut dan jika
tidak mampu hendaklah memberi sedeqah makanan asasi kepada 60 orang miskin.
5. Muntah dengan sengaja
6. Memasukkan sesuatu ke dalam rongga yang terbuka dengan sengaja
7. Gila walaupun sebentar
8. Pitam atau pengsan sepanjang hari
9. Murtad

Hari Yang diharamkan Berpuasa
1. Hari Raya Puasa (1 Syawal)
2. Hari Raya Haji (10 Zulhijjah)
3. Hari Tasyrik (11,12 dan 13 Zulhijjah)
4. Hari Syak (30 Syaaban)

Hari Yang Disunatkan Puasa
1. Berpuasa 6 hari di bulan Syawal
2. 10 Muharram ( Hari Asyura)
3. sepanjang bulan Rejab
4. sepanjang bulan Syaban (terutama 15 Syaaban)
5. Hari Isnin atau Khamis
6. 13,14 dan 15 harin bulan setiap bulan Islam
7. berpuasa berselang hari iaitu sehari berpuasa sehari berbuka dan seterusnya

Sunat-Sunat Puasa
1. Menyegerakan berbuka

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

Dari Sahl bin Saad bahawa Rasululah SAW telah bersabda "Seseorang itu sentiasa mendapat kebaikan selama mana mereka menyegera berbuka puasa". Hadis riwayat Bukhari dan Muslim.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

Rasulullah SAW apabila baginda berbuka puasa, baginda berbuka dengan beberapa biji kurma basah sebelum solat. Jika tiada kurma basah, baginda berbuka dgn kurma kering. Jika tiada kurma kering, baginda berbuka dengan beberapa teguk air. Hadis riwayat Ahmad, Abu Daud dan Turmizi.

2. Bersahur dan melambatkannya

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَرَكَةً.

Dari Anas RA bahawa Rasulullah SAW telah bersabda Bersahurlah kamu, kerana sahur itu mempunyai keberkatan. Hadis riwayat Bukhari dan Muslim.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اسْتَعِينُوا بِطَعَامِ السَّحَرِ عَلَى صِيَامِ النَّهَارِ وَبِالْقَيْلُولَةِ عَلَى قِيَامِ اللَّيْلِ

Dari Ibnu Abbas RA bahawa Nabi SAW telah bersabda ; Carilah kekuatan melalui sahur untuk puasa keesokan hari dan melalui Qailulah (tidur sebentar sebelum Zuhur) untuk mendirikan ibadah malam. Hadis riwayat Ibnu Majah.

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِين

Dari Abu Said al-Khudri, Rasululah SAW telah bersabda "Sahur itu membawa berkat, oleh itu janganlah kamu biarkan walaupun sesiapa drp kamu bersahur dengan seteguk air. Sesungguhnya Allah dan para malaikat sentiasa berdoa untuk orang-orang yang bersahur. Hadis riwayat Ahmad.

عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْإِفْطَارَ وَأَخَّرُوا السُّحُورَ

Dari Abu Zar, Rasulullah SAW bersabda : Umatku sentiasa dalam kebaikan selama mana mereka bersegera berbuka puasa dan melambatkan sahur. Hadis riwayat Ahmad.

3. Berdoa selepas berbuka puasa

4. Memelihara percakapan drp perkataan dusta, lucah, keji dan tidak berfaedah.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda : Sesiapa yang tidak menghentikan percakapan dusta dan terus melakukannya, Maka Allah SWT tidak mempunyai hajat pada orang tersebut untuk dia meninggalkan makan minumnya. Hadis riwayat Bukhari, Abu Daud, Turmizi, Nasaie dan Ibnu Majah.

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ , وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ.

Ramai orang puasa, tetapi balasannya hanya lapar dan dahaga (tiada pahala) dan ramai orang berjaga
malam (beribadah) balasannya hanyalah mengantuk (tiada pahala). Hadis riwayat Ahmad dan Tabarani.

وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ

Apabila seseorang drp kamu berada dalam hari puasa, maka janganlah ia memaki dan mengherdik orang lain. Andainya ia dicela oleh seseorang atau dimusuhi, hendaklah ia berkata "Saya berpuasa". Hadis riwayat Bukhari.

5. Membanyakkan membaca al-Quran dan berzikir serta beriktikaf

6. bersedeqah makanan dan harta

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Sesiapa yang memberi makan kepada orang yang berpuasa (utk berbuka puasa), akan mendapat balasan pahala yang sama seperti pahala orang yang berpuasa itu tanpa dikurangkan sedikitpun drpnya. Hadis riwayat Turmizi dan Ibnu Majah.


Perkara-perkara Makruh Semasa Puasa:
1. Berbekam
2. Mandi terlalu kerap dan lama
3. Tidur sepanjang hari
4. Berkumur berlebihan
5. Merasakan makanan dengan lidah
6. Menggosok gigi selepas gelincir matahari (selepas waktu Zohor)

Golongan Yang dibolehkan Berbuka
a) orang sakit
b) orang musafir yang melebihi 2 marhalah
c) Ibu yang hamil
d) ibu yang menyusukan anak
e) orang yang terlalu tua
f) orang yang sentiasa bekerja berat
g) orang yang akan mendapat mudarat sekiranya meneruskan puasanya kerana terlalu lapar

Golongan Yang Wajib Berbuka
1. Wanita yang haid
2. Wanita yang keluar darah nifas

Qada’, Fidyah dan Kifarah
Orang yang meninggalkan puasa diwajibkan mengqadakkan semula puasanya atau membayar fidyah atau kedua-duanya sekali. Ia juga boleh dikenakan kifarah.
Qada’ Puasa ialah mengantikan semula puasa yang ditinggalkan di hari yang lain. Sementara Fidyah Puasa ialah denda yang dikenakan kerana meninggalkan puasa. Denda yang dikenakan ialah membayar secupak makanan asasi sesebuah negara spt beras, gandum dsb bagi satu hari puasa yang ditinggalkan.

Kifarah Puasa ialah denda yang dikenakan kepada LELAKI BERPUASA yang melakukan persetubuhan di siang Ramadhan. Dendanya ialah ;
a) Memerdekakan seorang hamba; atau
b) Puasa selama 60 hari berturut-turut ; atau
c) Memberi makan 60 cupak makanan asasi kepada fakir miskin

Golongan Wajib Qada’:
1. Orang yang berbuka kerana sakit, wajib qada puasanya setelah dia sembuh.
2. Orang yang berbuka kerana musafir, wajib qada puasanya setelah dia selesai daripada musafir.
3. Orang yang berbuka kerana tersangat lapar.
4. Orang yang perempuan berbuka kerana haid atau nifas, wajib qada puasanya setelah dia suci.
5. Orang yang berbuka kerana gila, wajib qada puasanya setelah dia sembuh.
6. Perempuan yang mengandung atau menyusukan anak yang berbuka kerana bimbang kesihatan dirinya.


Golongan Yang Wajib Membayar Fidyah sahaja

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ رُخِّصَ لِلشَّيْخِ الْكَبِيرِ أَنْ يُفْطِرَ وَيُطْعِمَ عَنْ كُلِّ يَوْمٍ مِسْكِينًا وَلاَ قَضَاءَ عَلَيْهِ

Dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata : Telah diberi rukhsah kepada orang yang sangat tua untuk berbuka puasa dan memberi makan setiap hari (yang ditinggalkannya) seorang miskin dan tidak wajib qadha'. Riwayat Daruqutni dan al-Hakim
1. Orang tua yang uzur
2. Orang sakit yang tiada harapan sembuh
3. Orang yang sentiasa bekerja berat yang akan memudahratkan dirinya jika terus berpuasa

Golongan Yang Wajib Qada’ Puasa dan Membayar Fidyah
1. Perempuan yang mengandung atau menyusukan anak yang berbuka kerana bimbang kesihatan anaknya.
2. Perempuan yang mengandung atau menyusukan anak yang berbuka kerana bimbang kesihatan diri dan
anaknya.
3. Orang yang melewatkan qada’ puasa sehingga melewati Ramadhan yang berikutnya.

Golongan Yang Wajib Qada' dan Kifarah
1. Lelaki yang sengaja melakukan persetubuhan di siang hari Ramadhan.

sunber: http://tayibah.com/eIslam/PUASA.htm

HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA

a.Makan dan minum dengan sengaja. Jika dilakukan karena lupa maka tidak batal puasanya.

b.Jima' (bersenggama).

c.Memasukkan makanan ke dalam perut. Termasuk dalam hal ini adalah suntikan yang mengenyangkan dan transfusi darah bagi orang yang berpuasa.

d.Mengeluarkan mani dalam keadaan terjaga karena onani, bersentuhan, ciuman atau sebab lainnya dengan sengaja. Adapun keluar mani karena mimpi tidak membatalkan puasa karena keluarnya tanpa sengaja.

e.Keluarnya darah haid dan nifas. Manakala seorang wanita mendapati darah haid, atau nifas batallah puasanya, baik pada pagi hari atau sore hari sebelum terbenam matahari.

f.Sengaja muntah, dengan mengeluarkan makanan atau minuman dari perut melalui mulut. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
”Barangsiapa yang muntah tanpa sengaja maka tidak wajib qadha, sedang barangsiapa yang muntah dengan sengaja maka wajib qadha." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan At-Tirmidzi). Dalam lafazh lain disebutkan : "Barangsiapa muntah tanpa disengaja, maka ia tidak (wajib) mengganti puasanya)." DiriwayatRan oleh Al-Harbi dalamGharibul Hadits (5/55/1) dari Abu Hurairah secara maudu' dan dishahihRan oleh AI-Albani dalam silsilatul Alhadits Ash-Shahihah No. 923.

g.Murtad dari Islam (semoga Allah melindungi kita darinya). Perbuatan ini menghapuskan segala amal kebaikan. Firman Allah Ta'ala: Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. "(Al-An'aam:88).
Tidak batal puasa orang yang melakukan sesuatu yang membatalkan puasa karena tidak tahu, lupa atau dipaksa. Demikian pula jika tenggorokannya kemasukan debu, lalat, atau air tanpa disengaja. Jika wanita nifas telah suci sebelum sempurna empat puluh hari, maka hendaknya ia mandi, shalat dan berpuasa.

Menyudahi Kesalahan Biasa

Bismillahirrahmanirrahim!

Beranjak dari tumpukan kemalasan. Merangkak dari gundukan keresahan akan masa yang akan datang. Melangkah menyususri kesedihan. Meskipun terkadang seolah berkabut. Perjalanan ini penuh kekaburan.

Yang jelas, ketidakmauan untuk mengakhiri segalanya dengan kegetiran mulai menelusup dan mempengaruhi hormon motivasi. Gerakan itu perlahan mendobrak dan mengobrak-abrik dinding kenyamanan. Sakit sekali rasat tarikannya. Meski sadar akan kebaikannya dan butuh akan kesudahannya, gebrakan itu kadang dihalangi oleh jiwa dan hati.

Sudahlah! Rasanya tidak pernah keoptimisan yang aku tuliskan. Aku kini tentunya bukan aku yang dulu. Dan pasti tidak sama dengan aku di masa yang akan datang. Karena perubahan itu konstan. Setidaknya waktu.

Melepaskan segala atribut diri yang sudah dimiliki sejak lama walaupun beberapa waktu lalu terasa sangat berat. Apalagi dalam rangka mengubah karakter yang sudah berlarut-larut dalam jiwa. Tapi, masih ada ruang. Ya, karena sebenarnya semua yang kini besar berawal dari yang paling kecil.

Jadi berbuat aja yang kecil-kecil. Seiring dengan kettekunan dan waktu kelak ia akan memberikan warna baru yang gemerlap sehingga menyemburatlah keindahan.

Ya, terasa letih dengan kesalahan yang terus berulang. Dan itu seputar hal kecil saja. Hal yang tak pernah kupermasalahkan ternyata mengundang sejuta rasabagi yang lain. Sakit hati. Biasanya itu efek yang akan hadir tanpa kusadari. Sekian orang sudah sakit hati dengan hal yang menurutku amat sepele dan biasa aja.

Inikah bentuk keegoanku? Ataukah ini bentuk kelalaian yang di sengaja?

Yang jelas, aku tak pernah mengharapkan kejadian yang membuat sakit hati itu terjadi. Pada siapa pun. Aku doakan semoga sakit hati mereka digantikan dengan ketenangan dan rasa semangat untuk beramal. Dan Allah mudahkan semua urusan mereka.

Jadi penuh dosa. Maafkan aku yaaaaaaaaa.

Selagi ada waktu, aku akan upayakan perubahan ini. Ya, meninggalkan kebiasaan salah yang dianggap sepele. Mudahkan bagiku ya Allah....

Met Berubah wahai jiwa
Teguhlah pada prinsip
Sabarlah atas cobaan.
Kuatkan asamu
Nyatakan mimpi dan visimu dalam setiap ingatmu
Sehingga sekecil apapun yang dilakukan maka itu adalah jalan menuju visi
meraih mimpi
mendapatkan asa.










Teruntukmu Ibu

Maafkan aku
Aku malu bertemu denganmu
Aku takut ebgkau marah dan kecewa
harapanmu dan juga pesan Ayah
tetap kuingat

Maafkan, karena menganggap bisa dan sepele
akhirnya kini aku harus tersiksa

Ibu
walau mungkin engkau tak pernah membaca ini
aku tahu engkau akan rasakan getaran ini
karena aku berupaya
untuk jiwaku selalu satu irama dan satu gelombang dengan jiwamu
karena aku mencintaimu,Ibu

Maafkan, kalau sebatas ungkapan
Maafkan

Semoga keyakinanku bahwa akan datang masa dan perolehan terbaik
sudah kian dekat
sehingga aku mampu berikan padamu




Tuhan,kuatkanlah jiwa ini
melawan dan keluar dari godaan syetan
juga semua cabaran dan mehnah
Pada-Mu aku sandarkan
Pada-Mu aku serahkan
Wahai penguasa hidupku
Allah yang maha pengasih
.........
,,,,,
///////////////

Selasa, 20 Juli 2010

Hai, Muslim! Apa Karyamu?

Oleh : Setta SS

Berhenti, tak ada tempat di jalan ini.
Sikap lamban, berarti mati.
Mereka yang bergerak, mereka yang maju
ke muka. Mereka yang menunggu,
meski sejenak, pasti tergilas.

(Iqbal)

***

SEBAGAI agama yang dihadirkan dengan misi rahmatan lil ‘aalamiin, lingkup Islam menyentuh semua aspek kehidupan. Seorang muslim dituntut memahami Islam tidak sepotong-sepotong, tetapi harus secara komprehensip dan kaffah (menyeluruh).

Di samping konsolidasi pemahaman ke dalam, umat juga dituntut untuk melakukan syiar Islam bil hikmah ke pihak-pihak yang belum ber-Islam. Salah satu instrumen dakwah yang paling gampang bisa dilihat dan mempunyai daya tarik adalah sejauh mana performance umat Islam memberi kontribusi bagi kemajuan dan kemakmuran dunia. Tantangan ke depan semakin rumit dan kompleks. Umat Islam harus bertindak optimis dan proaktif untuk menjawabnya.

Sebagai kholifatullah fil ardli, umat Islam hadir membawa misi Ilahiyah. Dunia ini harus diproses menjadi mazra’ah al-akhirah (lahan akhirat). Ini memerlukan kualitas pemahaman sehingga sanggup memberi inspirasi etos kerja tingkat tingi. Jangan sampai kemiskinan dan kegagalan terjadi karena disengaja oleh prilaku hidup kita sendiri.

Genderang globalisasi telah ditabuh. Bebas bersaing dan bertanding. Di tengah gemuruhnya kehidupan dan panasnya api persaingan, mata batin tetap harus tajam, waspada dan lincah menghadapi tantangan, dan sigap menangkap setiap peluang. Karena hanya mereka yang mampu mencipta dan menangkap peluang yang kelak akan menjadi pemenang. Kewaspadaan, reaksi batin, kecepatan dan keuletan merupakan perangkat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang calon pemenang.

Hidup adalah perjuangan, dan perjuangan pasti mengandung resiko. Tak ada satu gerak pun di muka bumi ini yang berlalu tanpa resiko. Mereka yang ketakutan akan resiko adalah potret dari umat pengecut dan melawan fitnah alamiah.

Hidup terasa indah justru di saat kita keluar dari arena permainan yang penuh resiko sebagai pemenang. Sebaliknya, pengecut adalah mereka yang hadir di bumi dan kehilangan arah, rendah kemauan, serta membiarkan waktu berlalu tanpa makna. Sedikitpun tanpa merasa berdosa.

Kita hadir di dunia bagai biduk perahu yang telah lepas dari tali tambatnya. Kini hanya ada samudera terbentang di hadapan kita. Waspadalah! Kayuhlah terus, melaju dengan gagah perwira. Jangan gelisah apalagi mengumbar sumpah serapah. Sebab gerutu dan cacian tidak akan pernah menyelesaikan suatu masalah. Berhentilah menyalahkan nasib. Tegarkan kaki, gerakkan tangan, cerahkan pikiran, dan dayakan semua aset kemampuan yang dimiliki agar kehadiran kita di muka bumi ini penuh arti.

Islam memiliki pandangan positif terhadap etos kerja. Kesadaran kerja dalam Islam bermakna pahala. Bukan semata bernilai gaji dan menepis status gengsi. Tidak hanya untuk memuliakan diri sendiri, tetapi lebih dari itu kerja merupakan manifestasi dari realisasi iman.

Milenium III, umat Islam harus menyongsong kompetisi terbuka pasar global. Kita perlu mewaspadai petarung-petarung liar yang tidak menggunakan iman sebagai landasan bersaing. Sangat mungkin akan terjadi penggilasan kelompok-kelompok lemah oleh kelompok kuat. Mirip hukum rimba, yang lemah kian musnah, yang kuat semakin gagah.

Umat Islam harus mulai pasang kuda-kuda, benahi barisan umat, dan pertajam visi keilmuan jika tidak ingin menjadi santapan kaum kafir. Tidak bisa tidak, Islam harus semakin kokoh mewarnai dan membentuk pandangan setiap muslim. Yakni pandangan yang progresif, obsesif, dinamis dan optimis. Mampu melahirkan etos kerja yang tinggi, produktif, inovatif dan berstamina pantang menyerah.

Dengan cara ini, umat Islam akan memiliki daya saing kompetitif dan mengambil peran penting dalam pembentukan orde dunia yang bernuansa islami. Inilah salah satu modal dasar untuk mengukuhkan diri sebagai umat terbaik sebagaimana yang dikehendaki Allah Swt.

So, kini masihkah terbersit dalam benak kita untuk bersantai ria, merelakan begitu saja waktu berlalu tanpa makna tiada guna?
***

1o Maret 2oo9 o8:o7 p.m.
Disadur dari Buletin Lembaga Dakwah Islam Gua Hiro, 2oo3.

sok puitis

Di hati ini hanya Allah yang tahu.
Di hati ini aku rindu padamu
di hati ini penuh dengan pertanyaan
wahai insan terkasih
Resah dan gelisah ini membuncah
ingin sekedar mendengar suaramu
biar sekedar tahu kondisimu kini
wahai insan terkasih

aku tak pernah peduli
apapun yang kini kau rasa
aku tak tahu adakah getar ini di dadamu
adakah sedikit resah yang sama
menerpa hatimu

aku tak tahu kenapa
tiba-tiba saja
seluruh aliran darah ku menyebu namamu
kaki dan tanganku bergetar menahan rasa
bahkan lututku lemas
sungguh terpaan rasa ini terkadang menyiksa

Tuhanku………………oh Tuhan
Engkau saksikan dengan nyata detak hati ini
Engkau ketahui dengan jelas desiran dalam darah ini
Engkau pasti tak akan melupakan ini
Kelak Engkau akan menagih ini padaku
di saat semuanya berbaris di hadapan-Mu
Tak satu pun yang akan berdusta
semua akan menyampaikan kisahnya
dengan sejujur-jujurnya

Tuhan
Engkau pasti tak pernah lupa
Engkau saksikan di usiaku kini
dan perasaan yang mendera ini
Tuhan
Aku tak kuat
Aku sangat lemah
Aku tak kuasa melawan ini

aku berharap deraan ini adalah fitrahku
sebuah bentuk kemahakuasaanmu
menciptakan makhluk dengan berpasang-pasangan
memberikan rasa tenteram pada pasangan


Tuhanku
tolong aku
ku mohon
rasa ini jangan menjadi bumerangku
Aku tidak berhak tentang rahasia-Mu di masa depan
Walau rasa ini ada padanya
walau hati ini tertuju padanya
Sungguh Tuhan
Aku tak ingin menadi yang melalaikan-Mu

Bantulah aku Tuhan
Sungguh aku ta ingin menjadi pelanggar syariat-Mu
Aku ingin patuhi semua dari-Mu
Betapapun hati ini
haruslah Engkau yang nomor satu

Tuhan
di saat rasa ini mendera
di kala hasrat ini membuncah
tatkala lintasan itu berkelebat tiada henti
Jangan biarkan aku Tuhan
Jangan tinggalkan aku

Tolong lindungi aku dari syetan yang melenakan
Tolong kuatkan hati ini
suburkan keikhlasan sehingga ada benteng dari syetan
Tuhan, aku sangat berharap pada-Mu

Di hati ini
Engkau saksikan kelebatan rasa itu
Di hati ini
Engkau ketahui hasrat ini
bahkan detakan wajah dan nama itu

aku malu pada-Mu wahai Tuhan
tapi aku tak kuasa melawan terpaan ini

JIka rasa ini akan berujung kebaikan
sabarkan aku menjalani
tanpa melanggar syariat-Mu
hingga tiba kebaikan itu

Jika rasa ini akan mengundang musibah
sabarkan aku
untuk menghapusnya dengan jalan syariat-Mu pula
hingga bersih seperti kain putih yang paling bersih

Tuhan……
Wahai Tuhan
Engkau penciptaku
Engkau menguasai segala sesuatu


Biarkanlah wahai Tuhan
Rasa cintaku padamu
Rasa cintaku pada rasul-Mu
Rasa cintaku pada jihad di jalan-Mu
mendominasi hatiku

Maafkan semua khilafku Tuhan
Ampuni segala dosaku Tuhan
Wahai Engkau yang maha pemaaf dan maha pengampun
Aku adalah hamba-Mu
Tuhanku
Allahku
Hanya Engkau lah tuhanku wahai Allah
Hanya Engkau sajayang aku sembah
Hanya Engkau tempat aku meminta pertolongan
Kupasrahkan dan kuadukan rasa ini pada-Mu

Rasa ini datang dari-Mu, harapanku
dan sepantasnya aku kembalikan pada-Mu
Tolong jaga aku
Lindungi aku dari segala kejahatan dan kemaksiatan
Masukkan aku ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang menyucikan diri
Allahu Akbar
…………………….

Sabtu, 17 Juli 2010

MASA DEPAN

kek judul artikel aja.
tapi, emang sulit ya merancang masa depan. Semoga tidak pernah da rasa sesal di hati dengan semua yang kuterima.

Semoga ada jalan terbaik tuk aku bisa raih gelar akademik itu. setidaknya berganti baju dan identitas akademis. biarlah.

atau bisa ikutan di ma'had abu ubaidah belajar bahasa arab. semoga segera jelas.
jadi khawatir target tahu depan kelelet lagi, AHHH
terlalu khawatir dengan masa depan. sesuai rencana awal aja. setelah pasti urusan akademis ini maka nekad aja. heeehheheeeee

siapa? dimana?
Rahasia kali.
biarkan saja woooooooooooooiiiiiiiiiiiiiiiiii.

tuk y baca jangan pening2 kali mehaminya. namanya aja curhat diary. yah moodnya seenak wae lah.
tapi capek lah. ndak ada kegiatan. di struktur tak diterima. ahhhhhhhhh

di nizam terancam. capeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeek
jadi tenang aja bawaanya. tenang paok. ndak ada makna.

ampuni aku Tuhanku.

Kamis, 15 Juli 2010

Biarkan ketetapan itu

Semoga pertahanan hati dan jiwa tetap segar dan kokoh. Kesalahan di masa lalu tak untuk disesali. Menerima dan menyikapi semua keputusan ini harus dengan tenang dan jangan sampai jatuh ke dalam lembah kemaksiatan lagi.

Semoga sang bundaku tersayang tidak shock dengan berita ini. Aku hanya berharap bisa mendapatkan solusi terbaik. Betapapun, rasanya tetap penting aku untuk mendapatkan lisensi menyampaikan ilmu tuk yang lain. sekalipun bukan dari *****d.

Semoga!

Rabu, 07 Juli 2010

mau buat entry tapi malas

sejadinya saja. begitu kehidupan ini harus berlanjut dan tidak bisa ditunda. maka, jalani saja. semoga saja masa depan menjadi lahan terbaik sebelum ajal menjemput. tak perlu menjaga izzah dengan membangun kemunaikan. cukup sederhana saja dan jadilah insan sejati. insan yang berkekurangan tetapi berusaha untuk sempurna atau menjadi lebih baik.

kupatrikan saja dalam hatiku. aku akan tersenyum untuk semua. yah, di hati ini hanya Tuhan yang tahu. akan kurangkai semua meskipun dalam remang dan gelap. aku yakin, cahaya terang itu sudah dekat. hanya masalah waktu dan ikhtiar saja.

untuk masalah masa depan, memang penuh teka-teki. jadi jangan risau. rancang saja. muhasabah dengan masa lalu. dan fokus pada masa kini. enjoyyyyy.

masih harus berlari mengejar ketertinggalan. semangat aja. kehilangan atau mendapat sesuatu, itu mah urusan lain. tepati janji dan kerjakan kewajiban. biarkan sang waktu akan mengantarkan ke lembah kebahagiaan.

dan kebahagiaan itu adalah hasil rajutan bahagia dalam perjalanan.

biarkan saja dia semakin agak kabur. karena ada Dia yang maha. maha agung dan maha kasih.

'kan ku utuskan salam ingatanku dalam do'a kudusku sepanjang waktu' (untuk seorang lelaki yang aku kagumi, my father. lipatkan balasan kebaikannya ya Allah)

Minggu, 04 Juli 2010

Merasa

Merasa. Sebuah kata yang tidak setiap orang mampu. Banyak yang merasa bisa. Tetapi sering manusia tidak bisa merasa.

Merasa dicintai. Merasa mencintai. Rasa cinta. Rasa yang sering merusak. Rasa yang sering memberikan energi baru bagi yang merasakannya.

Cinta. Seperti sebilah pisau. Ia menjadi penuh manfaat jika manajemennya tepat. Namun rasa cinta sering menjadi terkuak ke permukaan dan mengantarkan insan yang merasakan menjadi ‘tersangka’. Tersangka karena terkena virus. Terkena penyakit hati yang merusakkan niat. Dan sering insan tersebut akhirnya tersingkir dari kancah perjuangan dakwah.

Tapi apakah cinta itu virus?
Bukankah cinta itu fitrah manusia?
Bukankah rasa suka itu lumrah dan wajar?
Lalu, kenapa sering rasa itu menjadi penghancur?

Sebenarnya, penyikapan dan penataan hati saat rasa itu hadar yang menjadikan insan menjadi tersalah. Sebuah aksioma dalam hal ini: Bahwa satu obat rasa itu adalah NIKAH.

Jelas dan lugas. Tatkala hal ini tak terpenuhi, di sinilah sering terjadi kesalahan. Rasa itu menjadi bumerang. Aktivitas menjadi berkurang. Banyak merenung, menghayal dan berangan-angan. Kemudian hadirlah rasa yang seolah menjadi keyakinan: Dia adalah yang terbaik untukku. Sebuah keyakinan yang sebenarnya terbentuk sebagai bentuk interaksi dengan hayalan yang dibangun oleh syetan.

Yang terbaik
Siapakah yang terbaik untukku?
Jawabannya akan diperoleh setelah semua prosedur pernikahan dijalani dengan benar. Proses ta’arru yang suci dari hal yang tidak dibenarkan Islam. Khitbah yang jauh dari acara jahili. Dan akad nikah yang di sertai walimatul ursy yang jauh dari kebiasaan jahili. Setelah akad itulah pertanyaan itu dapat dijawab. Dialah yang Allah Pilih sebagai insan terbaik untukmu. Dan jikalau di masa datang Allah takdirkan berpisah (semoga tidak terjadi), percayalah Allah akan memberikan yang terbaik.

Menurut kita, x itu yang terbaik. Tetapi boleh jadi Allah memberikan yang lain. Karena Allah yang mengetahui kebutuhan hamba-Nya. Akankah kita mengingkari Allah itu maha pengasih, maha penyayang dan maha bijaksana?

Sehingga, tatkala hadir rasa cinta, tanyakanlah hatimu dan renungilah semua sisi kehidupan. Kehidupan ukhrowi dan duniawi. Boleh jadi yang menurut kita baik agamanya tetapi ternyata tidak Allah kabulkan untuk menjadi milik kita karena ternyata dia berubah di kemudian hari. Atau, jika kita bertemu dengannya, kita kan mejadi durhaka atau manja sehingga perna dakwah kita menjadi berkurang. Demikianlah. Allah selalu lebih tahu daripada kita yang merasa cinta. Karena Allah adalah sang pencipta. Dia maha tahu dan maha bijaksana.
Semoga tidak ada perasaan merasa lebih tahu dan merasa bisa menentukan takdir hidup sendiri. Karena Allah yang menentukan sesuai kehendaknya. Maka benahilah usaha. Genapkan ikhtiar. Biarkan Allah memberikan balasan-Nya. Sucikanlah hati bersama rasa itu. Jangan biarkan Dia cemburu karena cintamu terbagi dari cinta-Nya.

Kamis, 01 Juli 2010

Menerima Kenyataan

Beginilah retak garis yang tercipta. Apapun itu, hanya harus berani untuk menegakkan kepala dan tetap tersenyum. Tersenyum untuk berarti bahagia. Setidaknya untuk membahagiakan saudara yang di sekitar.

Sudah malas rasanya membuat list kembali masalah-masalah yang dihadapi. Tidak pernah berubah. Itu-itu aja.

Lebih baik berpikir menerima aja. Berani mengucapkan terima kasih untuk semua. Semoga dengan itulah Allah menakdirkan bahwa diri dan jiwa ini ridha dengan takdirnya.

Ayo bangkit. Hadapi saja semua. Terimalah apa yang didapat. Meskipun sakit di hati atau cercaan. Karena yang terpenting adalah bagaimana sisa usia ini bisa diisi dengan peran bermakna dan penuh kemanfaatan. itu saja.

Laa izzata illa bil jihad.
itu kini yang harus aku tanamkan di dalam keyakinanku. Mudahkan ya Allah!!

Jumat, 25 Juni 2010

Penegasan pilihan

Di dalam hidup
banyak kejadian yang tak sanggup diatasi
berantakan
pecah berserakan.

semua jadi semrawut
seperti kusutnya benang yang terurai
layaknya gurami yang di lemparkan
riuh dan berserakan

penegasan
itulah yang perlu dilakukan
penegasan komitmen dan cita
menegaskan ide untuk diwujudkan

tegaskan saja dengan lantang
Biarkan yang lain terikut atau akan memberontak
penegasan
membuat masalah teratasi dengan tuntas

Seperti mengobati seorang sakit
ia tidak segera sembuh
tapi sang waktu yang membawa
kembali pada sedia kala

semoga dimudahkan
berjuanglah
sampai ke akhirnya
salam mmotivasi!!

Sabtu, 12 Juni 2010

Adakah Kau Lupa

Wahai diri
rentangan usia sudah memanjang
tarikan tinta kehidupan sudah penuhi kanvas
tetapkah ada detak rasa itu?

bilangan usia tak lah engkau pastikan
dan semua kejadian bukanlah atas izinmu
deraian salah dan ketidakseriusn
kenapa semakin mewarnai?

Setelah perjalanamu di jalan ini
tiga, lima, sepuluh atau bahkan puluhan tahun
diri sudah menceburkan diri dalam jalan ini
masihkah terngiang tujuan besar itu di hati?

Adakah kau lupa
Jalan ini penuh coba dan amat panjang
Cita itu mulia dan agung serta besar
dai itu tak akan tercapai tanpa kekuatan

Bukan saja kekuatan yang tampak
Tapi kekuatan yang disepelekan orang kafir
Kekuatan hubungan dan kedekatan kepada-Nya
Sang pemilik semua kekuatan.

Bahwa perjalanan ini kadang melenakan
atas nama kebaikan juga
dengan tameng masih ada kerjaan
dengan senjata ini demi umat
dengan argumen ini mihwar
dengan bantahan ini kan sementara
dan sekian deret lagi

Adakah kau lupa
tentang sang raja dan madu?
tatkala sekian banyak rakyatnya berdalih
'ini kan aku saja'
akhirnya, tiada madu
yang terkumpul adalah air

adakah kau lupa
kita adalah bangunan
bahwa kelemahan setiap bagiannya
akan melemahkan bangunan itu secara keseluruhan

Adakah kau lupa
bahwa semboyan kita adalah
'Nahnu du'at qobla kulla syaiin'
terserah apaun posisi da jabatan

adakah kau lupa
takkan pernah bisa memberi jika tidak punya
lantas apa yang akan diberikan untuk umat
jika tak ada sesuatu dalam diri

adakah kau lupa
ada sekian muwashshofat yang diinginkan
ada sekian kewajiban sebagai da'i
dan itulah bekal diri dan jiwa
melaksanakan peran sebagai da'i

Yah, kadang terasa sepele
membaca, hafalan, wirid
berkunjung, latihan, menelaah
tapi itu demi menjaga bangunan ini

Semoga
budaya memperbaiki diri dan mengajak orang lain
bisa kita bangun
Tetaplah optimis
Muhasabah untuk perbaikan bukan tangisan

Allahu Akbar!!

Rabu, 09 Juni 2010

Ingin menjadi Baru

Semoga hari ini mengawali kebangkitan dalam hidupku. Bangkit dari rasa lemah dan juga rasa ketidakberdayaan.

Semoga Allah memberikan kekuatan untuk mampu bertahan dalam garis kebenaran. Betapa kurasakan pedih. Seolah hidayah ini kupermainkan. Ketidakseriusanku sebagai seorang yang mengaku aktifis dakwah membuyarkan semua cita. Dosa itu menggunung, tapi permohonan ampun itu bahkan sering bertukar menjadi kepalsuan.
Begitu banyak kesalahan yang harus ditebus. Mungkin aku bisa memahami ini. Tapi bagaimana aku menjelaskan semua yang terjadi kepada wanita kesayanganku, IBU. Adik-adikku yang polos. Ya Allah, aku seperti bermain peran kebaikan tetapi itu hanyalah topeng. Dan kini topeng itu hancur. Dan nyatalah kini siapa sebenarnya yang dibalik topeng itu. Saiful yang nista dan lemah. Lemah asa dan lemah usaha. Jauh dari Tuhannya.

Sekian nama wanita yang menjadi korban. Karena kelalaianku, mereka jadi merasa ada virus merah jambu di hati mereka. Walaupun sebenarnya aku tak akan mungkin mampu membohongi hatiku sendiri. Ya Rabbii, mereka wanita yang mulia. Maafkan hati ini menjadi karena syahwat lawan jenis. Allah, aku sadar aku sungguh bukan sekufu dengan mereka. Maafkan aku ya Allah. Nafsuku membisikkan bahwa ini adalah fitrah dan tuntutan usiaku yang juga sudah berbilang. Astaghfirullah.

Aku malu ya Allah. Melihat bilangan usia yang nyaris sempurna 26 tahun, hatiku pedih. Merasakan tidak layak sepertinya aku dan kehidupanku kini berusia seperti itu. Rasanya kelakuan, kehidupan, amal dan semuanya dariku menunjukkan bahwa aku masih berusia di bawah 18 tahun. Penuh angan dan tak memiliki tanggungan. Ampuni hamba Ya Allah. Duhai Tuhanku, jangan engkau jadikan rasa fitrah di hati ini menjadi tameng dan menjerumuskan aku ke dalam azab-Mu.

Ya Allah, buatlah hati ini tenang. Jangan jadikan kegelisahan karena mengingati seorang wanita yang belum halal untukku bersemayam di dalamnya. Perih sekali terasa di ulu hati. Duhai Tuhan, aku sangat lemahnya. Tak sanggup aku menyahuti fitrah ini kini. Sekian rindu pun hati ini, tapi aku masih belum sanggup menunaikannya ya Allah. Aku sedikit tahu tentang amanah seorang suami. Rasanya aku belum sanggup ya Allah. Duhai Tuhanku, jangan biarkan hatiku berburuk sangka pada-Mu. Wahai sembahanku, Engkau maha pengasih lagi maha penyayang. Engkau memberikan yang tepat dan terbaik untuk hamba-Mu. Ya Allah, tolong bantu aku agar bisa fokus. Rabb, izinkan aku menyelesaikan S1-ku dengan segera. Ya Allah bukakan seluruh tabir yang menghalangi.

Allahku, Berikan ketenangan kepada Almarhum ayahku. Jadikan kuburnya sebagai taman syurga. Tambahkan balasan kebaikannya dan ampuni dosanya. Wahai Allah yang maha mulia, ampuni dosa-dosa ibuku. Berikan kemudahan hidup baginya. Berika ia kemudahan rezeki. Jadikan adik-adikku; Ali, Anas, Elfi, inur, dan Dina menjadi anak yang shaleh dan taat pada orang tua. Lembutkan hati mereka untuk selalu mengasihi Ibu. Berikan kesehatan dan hidayah-Mu pada mereka. Beri mereka kemudahan rezeki yang luas dan halal dari sisi-Mu.

Duhai Allah, kuatkan aku untuk berubah menjadi teratur dan hidup sesuai syariat dan contoh dari nabi-Mu. Engkau maha perkasa. Dan tidak ada tuhan yang mengabulkan doa kecuali Engkau.Allahummaghfirlii. amiin>

Kamis, 03 Juni 2010

GAZA TIDAK MEMBUTUHKANMU !

Ini tulisan dari mbak Santi Soekanto, wartawati senior, istri mas Dzikrullah. Wisnu Ramudya (wartawan juga) yang keduanya ikut dalam rombongan kapal Mavi Marvara. Tulisan ini dibuat hari Sabtu, 29 Mei 2010. Isinya sangat menggugah. Semoga bermanfaat!

Di atas M/S Mavi Marmara, di Laut Tengah, 180 mil dari Pantai Gaza. Sudah lebih dari 24 jam berlalu sejak kapal ini berhenti bergerak karena sejumlah alasan, terutama menanti datangnya sebuah lagi kapal dari Irlandia dan datangnya sejumlah anggota parlemen beberapa negara Eropa yang akan ikut dalam kafilah Freedom Flotilla menuju Gaza. Kami masih menanti, masih tidak pasti, sementara berita berbagai ancaman Israel berseliweran.

Ada banyak cara untuk melewatkan waktu – banyak di antara kami yang membaca Al-Quran, berzikir atau membaca. Ada yang sibuk mengadakan halaqah. Beyza Akturk dari Turki mengadakan kelas kursus bahasa Arab untuk peserta Muslimah Turki. Senan Mohammed dari Kuwait mengundang seorang ahli hadist, Dr Usama Al-Kandari, untuk memberikan kelas Hadits Arbain an-Nawawiyah secara singkat dan berjanji bahwa para peserta akan mendapat sertifikat.

Wartawan sibuk sendiri, para aktivis – terutama veteran perjalanan-perjalanan ke Gaza sebelumnya – mondar-mandir; ada yang petantang-petenteng memasuki ruang media sambil menyatakan bahwa dia “tangan kanan” seorang politisi Inggris yang pernah menjadi motor salah satu konvoi ke Gaza.

Activism

Ada begitu banyak activism, heroism…. Bahkan ada seorang peserta kafilah yang mengenakan T-Shirt yang di bagian dadanya bertuliskan “Heroes of Islam” alias “Para Pahlawan Islam.” Di sinilah terasa sungguh betapa pentingnya menjaga integritas niat agar selalu lurus karena Allah Ta’ala. Yang wartawan sering merasa hebat dan *powerful* karena mendapat perlakuan khusus berupa akses komunikasi dengan dunia luar sementara para peserta lain tidak. Yang berposisi penting di negeri asal, misalnya anggota parlemen atau pengusaha, mungkin merasa diri penting karena sumbangan material yang besar terhadap Gaza. Kalau dibiarkan riya’ akan menyelusup, na’udzubillahi min dzaalik, dan semua kerja keras ini bukan saja akan kehilangan makna bagaikan buih air laut yang terhempas ke pantai, tapi bahkan menjadi lebih hina karena menjadi sumber amarah Allah Ta’ala.

Mengerem

Dari waktu ke waktu, ketika kesibukan dan kegelisahan memikirkan pekejaan menyita kesempatan untuk duduk merenung dan tafakkur, sungguh perlu bagiku untuk mengerem dan mengingatkan diri sendiri. Apa yang kau lakukan Santi? Untuk apa kau lakukan ini Santi? Tidakkah seharusnya kau berlindung kepada Allah dari ketidak-ikhlasan dan riya’? Kau pernah berada dalam situasi ketika orang menganggapmu berharga, ucapanmu patut didengar, hanya karena posisimu di sebuah penerbitan? And where did that lead you? Had that situation led you to Allah, to Allah’s blessing and pleasure, or had all those times brought you Allah’s anger and displeasure?

Kalau hanya sekedar penghargaan manusia yang kubutuhkan di sini, Subhanallah, sungguh banyak orang yang jauh lebih layak dihargai oleh seisi dunia di sini. Mulai dari Presiden IHH Fahmi Bulent Yildirim sampai seorang Muslimah muda pendiam dan shalihah yang tidak banyak berbicara selain sibuk membantu agar kawan-kawannya mendapat sarapan, makan siang dan malam pada waktunya… Dari para ‘ulama terkemuka di atas kapal ini, sampai beberapa pria ikhlas yang tanpa banyak bicara sibuk membersihkan bekas puntung rokok sejumlah perokok ndableg.

Kalau hanya sekedar penghargaan manusia yang kubutuhkan di sini, Subhanallah, di tempat ini juga ada orang-orang terkenal yang petantang-petenteng karena ketenaran mereka. Semua berteriak, “Untuk Gaza!” namun siapakah di antara mereka yang teriakannya memenangkan ridha Allah? Hanya Allah yang tahu.

Gaza Tak Butuh Aku

Dari waktu ke waktu, aku perlu memperingatkan diriku bahwa Al-Quds tidak membutuhkan aku. Gaza tidak membutuhkan aku. Palestina tidak membutuhkan aku. Masjidil Aqsha milik Allah dan hanya membutuhkan pertolongan Allah. Gaza hanya butuh Allah. Palestina hanya membutuhkan Allah. Bila Allah mau, sungguh mudah bagi-Nya untuk saat ini juga, detik ini juga, membebaskan Masjidil Aqsha. Membebaskan Gaza dan seluruh Palestina.

Akulah yang butuh berada di sini, suamiku Dzikrullah-lah yang butuh berada di sini karena kami ingin Allah memasukkan nama kami ke dalam daftar hamba-hambaNya yang bergerak – betapa pun sedikitnya – menolong agama-Nya.

Menolong membebaskan Al-Quds. Sungguh mudah menjeritkan slogan-slogan, Bir ruh, bid dam, nafdika ya Aqsha…Bir ruh bid dam, nafdika ya Gaza! Namun sungguh sulit memelihara kesamaan antara seruan lisan dengan seruan hati.

Cara Allah Mengingatkan

Aku berusaha mengingatkan diriku selalu. Namun Allah selalu punya cara terbaik untuk mengingatkan aku. Pagi ini aku ke kamar mandi untuk membersihkan diri sekedarnya – karena tak mungkin mandi di tempat dengan air terbatas seperti ini, betapa pun gerah dan bau asemnya tubuhku. Begitu masuk ke salah satu bilik, ternyata toilet jongkok yang dioperasikan dengan sistem vacuum seperti di pesawat itu dalam keadaan mampheeeeet karena ada dua potongan kuning coklaaat…menyumbat lubangnya! Apa yang harus kulakukan? Masih ada satu bilik dengan toilet yang berfungsi, namun kalau kulakukan itu, alangkah tak bertanggung- jawabnya aku rasanya? Kalau aku mengajarkan kepada anak-anak bahwa apa pun yang kita lakukan untuk membantu mereka yang fii sabilillah akan dihitung sebagai amal fii sabilillah, maka bukankah sekarang waktunya aku melaksanakan apa yang kuceramahkan?

Entah berapa kali kutekan tombol flush, tak berhasil. Kotoran itu ndableg bertahan di situ. Kukosongkan sebuah keranjang sampah dan kuisi dengan air sebanyak mungkin – sesuatu yang sebenarnya terlarang karena semua peserta kafilah sudah diperingatkan untuk menghemat air – lalu kusiramkan ke toilet.

Masih ndableg… Kucoba lagi menyiram… Masih ndableg. Tidak ada cara lain. Aku harus menggunakan tanganku sendiri…
Kubungkus tanganku dengan tas plastik. Kupencet sekali lagi tombol flush.Sambil sedikit melengos dan menahan nafas, kudorong tangan kiriku ke lubang toilet…Blus! Si kotoran ndableg itu pun hilang disedot pipa entah kemana…
Lebih dari 10 menit kemudian kupakai untuk membersihkan diriku sebaik mungkin sebelum kembali ke ruang perempuan, namun tetap saja aku merasa tak bersih. Bukan di badan, mungkin, tapi di pikiranku, di jiwaku.

Ada peringatan Allah di dalam kejadian tadi – agar aku berendah-hati, agar aku ingat bahwa sehebat dan sepenting apa pun tampaknya tugas dan pekerjaanku, bila kulakukan tanpa keikhlasan, maka tak ada artinya atau bahkan lebih hina daripada mendorong kotoran ndableg tadi.

Allahumaj’alni minat tawwabiin…

Allahumaj’alni minal mutatahirin…

Allahumaj’alni min ibadikas-salihin…

sumber: http://www.al-ikhwan.net/gaza-tidak-membutuhkan-aku-3704/

Rabu, 02 Juni 2010

Dosa

Berdosa
Melakukan kemaksiatan
karena dosa bukan perbuatan
tapi dosa adalah balasan

Yah, dosa itu tak tampak
dosa itu tidak membuat bercak merah pada wajah
secara langsung
jadi, perlu kejelian.

Dosa itu balasan atas tiap kesalahan
ganjaran untuk tiap maksiat
pembawa kesengsaraan
dan pemberi penderitaan

Meski ia tidak tampak oleh manusia
tapi ia tak akan pernah terlupa
dari catatan amal
ia akan menagih di hari berbangkit

Hati-hati
itu saja yang perlu
Hati-hati
agar diri tidak bermaksiat dan melanggar aturan-Nya
maka dosa tidak akan datang

Ampunan adalah harapan
semoga dosa tak menghalangi diri
dari hidayah dan kasih sayang-Nya
allahummaghfirlii

Senin, 31 Mei 2010

Munajat Seorang Hamba

Artist: Hijjaz

Dikala malam sunyi sepi
Bani insan tenggelam dalam mimpi
Musafir yang malangini pergi membasuh diri
Untuk mengadap-Mu oh Tuhan

Lemah lutut ku berdiri
Di hadapan mu tangisanku keharuan
Hamba yang lemah serta hina
Engkau terima jua mendekati
Bersimpuh dibawah duli kebesaran-Mu

Tuhan hamba belum pasti
Bagaimana penerimaan-Mu
Dikala mendengar pengaduanku
Ku yakin Kau tak mungkiri
Dalam wahyu yang Kau nuzulkan
Kau berjanji menerima pengaduanku

Dan Kau berjanji sudi mengampunkan ku
Dari segala dosa yang ku lakukan

Ampunan-Mu Tuhan
Lebih besar dari kesalahan insan
Hamba yakin pada keampunan-Mu Tuhan
Bukan tidak redha dengan ujian
Cuma hendak mengadu pada-Mu
Tempat hamba kembali nanti di sana








Semoga bisa dijadikan sebagai pengetuk hati dalam suka duka. Selamat mencoba untuk menjadi lebih baik.

Sabtu, 29 Mei 2010

Mencintai

Rasa itu datang tanpa sebab. Itulah cinta yang merasuki anak adam. Itu adalah rasa fitrah yang harus dijaga. Sebab, sering juga rasa itu malah membuat kehinaan bagi pemiliknya. Sebaiknya, rasa itu harus segera disahuti dengan pernikahan. Menyempurnakan sebagian agama.

Hal yang paling menghalangi adalam hal ini adalah syetan. Dia akan berwujud ketakutan karena belum memiliki ma'isyah dan kemampuan. Padahal, jika keinginan itu tulus dan sudah memiliki sebagian saja dari persyaratan untuk itu, maka jalan terbaik adalah menyempurnakannya. Alasan yang juga sering adalah masalah akademik. Masih sekolah atau masih kuliah. Sebenarnya bukan sekolah atau kuliah patokannya. Melainkan kesanggupan fisik dan moral serta mental.

oleh karena itu, jika memang kondisi yang sangat belum mendukung maka jangan sekali-kali mengumbar rasa itu. Jika pun ia hadir, naka netralisirlah dengan berbagi cara. Berpuasa, mencari aktivitas yang menyibukkan hati agar rasa itu tidak sempat hadir. Atau meluapkan rasa itu tanpa harus diketahuai orang yang dicintai maupun orang lain. Kemudian bersungguh-sungguh lah memperlajari seluk beluk pernikahan dan mempersiapkan diri.

Bersabar untuk membangun kekuatan finasial dan mental merupakan tindakan terbaik. Dari pada sekedar merana memikirkan si dia atau menjadi angan-angan kosong yang tidak akan kesampaian. Sadarilah, bahwa orang yang kita sukai terkadang bbukan orang yang tepat dan sesuai untuk kita. Sehingga jangan pernah menganggap bahwa kalau tidak menikah dengan si dia maka semua akan berantakan dan tidak mau menikah. Rasa itu Allah berikan kepada insan yang berlainan jenis. Dan rasa itu merupakan wujud kasih sayang Allah.

Bekalilah diri dengan keimanan yang kokoh dan wawasan keislaman yang komprehensif. Agar menyempurnakan agama itu segera bisa dilangsungkan jka jetepatan ada yang nyantol di hati. Berhati-hatilah dalam hal ini. Pernikahan itu mulia. Jangan sampai ternodai dengan cara pendekatan atau pelaksanaan upacara yang menyalahi syari'at. Berkali diri dengan ilmu.Luruskan niat.

Yakinlah bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya. Ia akan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Iman di hati adalah takaran kebaikan yang akan didapatkan. Jadi, jika memang belum mampu untuk menikah, tahan saja dulu cintamu. Perkuat keimanan dan pengetahuan. Dekatkan diri kepada Allah. Banyak berpuasa insyaAllah membantu. Pengetahuan menikah itu banyak. Dari awal sampai dengan kalau mau menikahkan anak kelak.Ya, semua peraturan hiduplah. Bagaimana hak dan kewajiban kita terhadap pasangan, terhadap orang tua, mertua, keluarga dari pasangan, keluarga kita, masyarakat dan sebagainya.

Sibukkan saja diri dengan persiapan. InsyaAllah Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha yang dilakukan.

Bekerja terus. Beramal tiada henti. Berkarya tiada mati. Berdoa tak kenal kata putus.

Kamis, 27 Mei 2010

Mengungkapkan isi hati

Hari ini, belum berapa lama mentari bersinar. Tapi hangatnya sudah terasa membakar diri. Gerah. Yang secara tidak langsung membuat marah. Tersinggung sedikit aja, langsung naik pitam. Gondok yang luar biasa.

Dekapan akan pekerjaan membuat hati semakin bosan. Ingin berlari meninggalkan semua. Bersepi tenang di alam segar. Menghirup udara sehat penuh ketenangan.Di iringi gemericik air yang berderak. Menguraikan semua bahan yang berani masuk ke arusnya.

Dentuman waktu belum mampu menggerakkan diri. Masih berbalut sungkan dan berbusana enggan. Menaikkan bilangan ketidakmampuan berbuat sebuah makna untuk kehidupan. Bosan dan takut. Bosan dengan kondisi yang ada namun takut berbuat sesuatu yang di luar kebiasaan. Ingin membungkam semua yang bersuara. Ingin mendiamkan semua yang ribut. Diam. Tenang. Itulah yang membawa senyum diam dan tanpa ekspresi. Tatapan kosong seolah tanpa beban. Perilaku diam seolah tidak peduli. Sebagai ungkapan hati yang resah dan gelisah menjalani hidup yang payah.

Semua hanya membawa pada detik keterlupaan dari sekian masalah pelik. Karena memang sudah diberhentikan dari berbagai kinerja dan fungsi. Kediaman itu harus dijalani dan mau tidak mau harus diikuti. Kelahiran semua keisengan boeh jadi hadir dari situ. Tapi, kini iseng yang tak seberapa itu membuahkan hasil ayng luar biasa.

Ketersingkiran dan keterasingan melingkupi semua jiwa dan paradigma. Pikiran semakin picik. Semakin sempit. Mendatangkan keengganan untuk berkarya dan beramal dakwah. Semua hal yang mengusik diri karena terasa tidak sesuai dakwah hanya didiamkan. Karena memang di lahan ijtihadi. Dan kini hubungan itu sudah diberhentikan.

Posisi yang aneh. Walaupun sebenarnya dalam dakwah tidak mempedulikan struktur dan jabatan. Yah, pemahaman itu harus dihunjamkan di hati. Bukan di mana sekarang yang penting. Tetapi peran apa yang dilakukan. sekarang, saat ini. Apa pengaruhnya bagi dakwah. Pertanyaan sejenis harus bertabur di benak. Agar bisa eksis walaupun dari tepi.

Yah, eksistensi sebagai kader. Itu yang harus dijaga.

Lain lagi, pengaruh usia yang berkaitan dengan perkembangan biologis dan psikologis. Gerakan rasa fitrah itu menjadi lintasan yang tak kenal henti. Dan tak jarang membuahkan ketidakteratuaran amal bahkan kemaksiatan. Mengungkapkan isi hati adalah cara mengurangi tekanan lintasan itu. Lintasan itu harus dialihkan ke araah yang tidak salah. Setidaknya dilepaskan di daerah yang memiliki efek terkecil.

Semakin sensitif aja. Semakin aneh. semakin tertinggal.

Akankah ini menjadi kejadian yang direkamkan sejarah untuk diri? Melawan rasa itu tidak mudah. Mengaturnya juga tidak gampang. Ia berseifat bolak balik. Rasa itu erat dengan kondisi hati. Semoga saja beratubat dengan segera dan sungguh-sungguh.
Semoga sukses!!

Selasa, 18 Mei 2010

MENYIKAPI CINTA

Rasa itu hadir tanpa pemberitahuan. Ia merasuk ke dalam hati dan menjalar ke seluruh tubuh mengikuti aliran darah. Jika tersalah maka ia akan disusupi syetan. Maka, jadilah ia cinta yang dilandasi nafsu. Cinta itu pun akan berbunga syahwat yang kian membara mencari sasarannya. Dan ini lah yang sering menjadikan pemilik rasa itu melakukan, terkadang, hal-hal di luar hal yang dibenarkan.

Akan menjadi berbeda bila cinta itu mengalir seiring aliran darah dan ditaburi sinar hidayah. Maka ia akan menjadikan pemilik rasa itu semakin dewasa dan mendekat pada peciptanya. Boleh jadi kedu ahal ini silih berganti terjadi pada diri seseorang.

Rasa suka pada lawan jenis yang sering diidentikkan dengan cinta, sebenarnya adalah fitrah manusia. Allah sudah menyatakan yang demikian dalam surat Ali Imran ayat 14. Dan ia bukan dosa. Hanya saja penempatannya dan pengelolaannya bisa menjerumuskan ke lembah dosa jika tidak mengikuti rambu-rambu.

Sikap terbaik yang harus dilakukan untuk menyikapi rasa itu adalah:
1. Menyadari rasa itu adalah fitrah manusia dan tidak menyepelekannya.
Kehadiran rasa itu harus menyadarkan kita bahwa kita adalah hamba yang sangat lemah, sehingga untuk mengusir rasa itu pun kita tidak mampu. Ingatlah tata urutan cinta yang Allah paparkan dalam surat Attaubah ayat 24. Renungi ayat dan kandungannya dan sebarkan maknanya ke dalam hati. Rasakan cinta itu dalam hati. Di manakah posisinya? Sudahkah tepat sesuai surat Attaubah ayat 24?

2. Menjaga diri dari melanggar aturan pergaulan. Bahwa sebelum ijab kabul diucapkan, maka aturan syariat tentang hubungan lawan jenis masih berlaku. Jangan membuat orang yang kita cintai merasa bersalah dan berdosa. Karena boleh jadi, ketika dia tahu rasa itu ada di hati kita terhadapnya, dia akan merasa gagal menjaga hijabnya. Jangan siksa orang yang dicintai dengan perasaan bersalah. Tak perlu memberi sinyal-sinyal cinta sehingga dapat merusak komunikasi. Kata kuncinya adalah menjaga pandangan.

3. Menilai diri. Sudahkah layak dan sanggup untuk menyempurnakan agama? Karena rasa itu diberkahi dengan dijalinnya hubungan yang suci.Pernikahan.
Kalau belum, jagalah sikap dan adab terhadap orang yang dicintai. Sepatutnya kita memuliakan yang kita cintai bukan menghinakannya. Ingatlah, bahwa lelaki yang mengatakan rasa sukanya kepada seorang wanita tetapi ia tidak berani melamarnya seketika itu, maka ia adalah pendusta. Ia menjadi penggoda bagi orang yang dia sayangi.

4. Jangan berlaku keras terhadap rasa itu . Wajar sajalah. Semakin ia di tekan maka perlawanannya semakin kuat. Tapi jangan diikutkan. Sadari bahwa orang yang kita cinta itu juga manusia yang memiliki kekurangan. Kalaupun ia sempurna di mata kita, belum tentu ia yang terbaik dan tepat untuk kita. Karena hubungan itu bukan untuk pelampiasan keinginan saja. Tapi ada tujuan yang mulia yang harus ada ketika hubungan suci, pernikahan, itu dikibarkan. Banyaklah belajar ilmu tentangnya.

5. Isilah pikiran dan hati dengan hal yang bermanfaat. Memperbanyak zikir (membaca Al quran, shalat) dan mengadukan isi hati itu pada pemiliknya merupakan langkah utama yang tak boleh ditinggalkan. Luapkan rasa itu, mengadulah pada Allah, titiskan saja air mata itu dan rasakan kehinaan diri dan kekurangan diri. Ingatlah! Rasa itu adalah lintasan pikiran yang apabila tidak kita usik maka ia akan segera berlalu.Sama seperti oarang yang melintas di depan rumah kita. Jika ia kita sapa, maka ia akan berbicar banyak dan bisa mempengaruhi kita. Maka sapalah lintasan pikiran yang lain.

6. Jika rasa itu menuntut peluapan, maka luapkan saja pada media tulis alias buku diari. Jangan malu. Ungkapkan dan simpan rapi. Tetapi jangan dijadikan sebagai konsumsi umum dan jangan disebarluaskan kepada siapapun. Bahkan boleh jadi dengan begitu ada kesempatan untuk berkarya melalui tulisan. Bukankah dakwah dengan pena itu juga pernah dilakukan Rasul saw. Tapi jangan coba untuk menuliskan sesuatu dengan tujuan agar di baca si dia.

7. Hindari hal-hal yang mengingatkan kita pada si dia.

8. Berbenah diri. Siapkan diri untuk pantas dan dan layak untuk mendampinginya. Jalin komunikasi dengan orang tua dan pihak terkait (red: Murabbi). Jika sudah mantap maka majulah ke jenjang selanjutnya. Sempurnakan agama denga menikah, separuhnya lagi denga bertakwa.

9. Jangan ngotot. Jangan berpikiran picik, bahwa dia satu-satunya yang tepat. Maka tujuan memuliakan dan bertakwa juga dakwah harus dijadikan pokok pikiran utama dalam proses pernikahan. Tujuan kita adalah ridha Allah bukan sosoknya itu. Bukankah Allah maha tahu? Siapakah yang lebih tahu mana yang terbaik buat kita selain Allah azza wa jalla?

10. Jika masih harus menunda, bersabarlah. Perbanyak benteng diri. Berpuasa. Begitu kata Rasul saw dalam haditsnya. Dan teruslah berbenah diri untuk menjadi pantas dan mampu.

11. Senantiasalah menjalin cinta yang lebih kuat kepada Allah daripada selainnya. Buktikan cinta itu dengan mengikuti Rasul-Nya. Seperti apa yang Allah cantumkan dalam surat Ali Imran ayat 31.

Semoga Allah mudahkan semua orang yang memelihara dirinya dari kehinaan. Yang bersusah payah untuk menjadi manusia yang tidak sama dengan binatang. Fa'tabiiru yaa ulil albaab. Wallahua'lam bish shawab.

Untuk Calon Suamiku : Jadilah Pemimpin yang Adil

By: Eva Ps El Hidayah

Seperti yang telah di tulis Untuk Calon Isetriku maka sama halnya aku pun tak melihat ketampanan wajahmu; aku tak meliahat harta yang kau miliki; juga aku tak melihat status sosialmu. Keteguhan iman dan semangat juangmu dalam membela Diinul Islam-lah yang membuat pilihanku jatuh padamu, tidak lebih.

Sebab aku sadar, ketampanan akan sirna bersamaan dengan lanjutnya usia. Harta yang kau miliki pun dalam sekejap bias punah jika Allah menghendaki, begitu juga status sosialmu akan tidak berarti apa-apa bila kelak kau sudah terbujur kaku menjadi mayat. Semuanya itu hanya akan menyesatkan dan menyeret kita kepada api naar (neraka) jika tidak kita peruntukan pada jalan Allah SWT.

Pilihanku seperti itu memang terdengar aneh. Tapi engkau harus tahu, jangan kau sangka semua wanita berfikir materialistis dalam memilih jodoh. Jangan kau samakan wanita muslimah dengan wanita lainnya. Bagi wanita muslimah, bukan harta, status sosial atau pun ketampanan wajah, melainkan keimanan dan ketakwaanlah yang menjadi ukuran. Begitulah yang Rasulullah saw ajarkan. Begitu juga yang pernah dikatakan oleh Al Hasan bil Ali r.a. “Nikahilah dengan pria yang paling besar takwanya kepada Allah SWT sebab, bila mencintai Istrinya, ia menghormatinya. Dan bila marah, ia tak akan berbuat zhalim terhadapnya”.

Calon suamiku, kelak kau pantasnya menjadi pemimpinku. Kau berjalan satu langkanh didepanku, dan bukan disampingku, dan bukan juga di ats kepalaku. Seperti yang telah Allah firmankan :
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka) …” (QS. An Nisa : 34)

Engkau pun tak boleh berjalan di belakangku, seperti bebek peliharaanku : yang berjalan bila ada isyarat telunjukku dan menuruti segala keinginanku tanpa reserve, Rasulullah sangat mencela suami seperti itu : “Celakalah suami yang menjadi budak isterinya.” (Al Hadits)

Calon suamiku, bila kelak menjadi nahkoda bahtera kehidupan dan pepimpin Negara kecil yang berdaulat; yakni rumah angga jadilah pemimpin yang adil dan bijaksan. Seperti yang engkau tahu, pemimpin yang adil, adalah satu dari tujuh golongan yang akan Allah beri naungan pada hari yang tidak ada lagi naungan (hari-akhir). Juga Allah SWT perintahkan dalam firmanya :

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan…….” (QS. An Nahl : 90)
Engkau kelak yang harus membimbing kami menjadi para pewaris Jannah (Surga) dan menyelamatkan anak isteri dari api neraka (Naar) : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Naar (neraka) yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaga malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim 6)

Ingatlah calon suamiku kitalah yang akan menciptakan rumah tangga sakinah, yang bagaikan Jannah (Surga), Baiti Jannati. Tempat kita melepas lelah setelah seharian kau memeras keringat mencari nafkah ; tempat melepas kasih sayang dan kerinduanmu pada isteri, dan buah hati tercinta. Disana pula tempat kita berteduh dari panas dan hujan, tempat kita berbincang tentang hari esok dan masa depan.

Calon suamiku, kau pun tahu, tidak ada rumah tangga sakinah yang patut kita teladani kecuali rumah tangga Rosulullah saw; tidak ada suami yang lebih kasih kepada keluarganya sekasih Rosulullah saw.
Suatu ketika Rosulullah saw pulang larut malam. Didapatinya rumah sudah terkunci rapat. Diketuknya pintu rumahnya beberapa kali dengan perlahan, tapi tak ada jawabannya : sepi. Tampaknya isterinya tercinta Siti Aisyah sudah tertidur lelap. Rosulullah saw tak ingin menggangu kenikmatan isterinya, beliau tak tak hendak membangunkannya. Beliau pun lantas membentangkan kain di dekat pintunya dan merebahkan badannya : tidur berselimutkan aingin malam yang menerpa dingin menembus tulang sumsum.

Tatkala Aisyah mendapati suaminya seperti itu, bertapa kagetnya ia, bertapa rasa berdosa menghujam hatinya. Sambil tersedu dan bersimpuh ia meminta maaf. Rosulullah hanya tersenyum dan berkata : “Apa yang harus kumaafkan isteriku? Kau tidak bersalah, aku sangat leleah dan perlu istirahat.” Lalu digandengnya isterinya masuk. Wahai calon suamiku, apakah Rosulullah saw ketika pulang itu dalam keadaan segar bugar? Tidak, sama sekali tidak. Pada saat itu, beliau tentu dalam keadaan letih setelah seharian mengurus ummat. Tapi beliau tak menjadikan isterinya bulan-bulanan marahnya karena kelelahan. Beliau pun tak menampar ataupun memukul isterinya atas kelalaiannya. Bertapa Rosulullah saw menghormati dan menghargai isterinya, bertapa beliau memahami kaeadaan isterinya. Begitulah rumah tangga yang dibimbing Dienul Islam.

Wahai calon suamiku, aku sadar bahwa aku dan anak-anakmu nanti kelak adalah cobaan bagimu, tapi harus kau tahu, aku tak akan menghalang-halangi engkau untuk berjuang di jalan Allah. Jangan kau merasa berat untuk menginggalkan kami, berangkatlah kalau itu memang panggilan Allah. Berjuanglah untuk menegakkan kalimatullah. Dan janganlah mundur walau sejengkal, aku tak tak suka itu. Aku tak ingin punya suami pengecut ! aku ingin kau jadi buah tutur yang baik, baik bagi anak cucu kitakelak agar mereka bangga mempunya ayah seorang mujahid. Dan engkau harus menjadi figur bagi mereka, jadi panutan dan uswah yang baik.

Bila engkau harus syahid di jalan-Nya. Dengarlah : Kuharamkan untuk menjerit dan melolong-lolong meratapi kepergianmu. Akau akan mengambil alih tugasmu mengayuh biduk yang kau tinggalkan. Aku mengikhlaskan engkau menghadap-Nya, aku tidak akan goyah dengan kepergiannamu, sebab aku yakin : Innallohuma’ana, Allah berserta kami.

Dan bila kelak keturunanmu sudah dewasa, mereka harus seperti ayahnya : teguh memperjuangkan Dienul Islam, berbaris dalam shaf terdepan bila ada seruan Allah, bukan pengecut dan bukan penghianat. Mereka bukan orang yang memeberikan pipi kiri bila di tampar pipi kanan. Mereka tak mengeluh bila datang cobaan. Dan mereka juga sepertimu : tidak pernah kering menyebut asma Allah. Dan aku akan dengan sekuat tenagaku mengantarkan mereka mengikuti jejak dan langkahmu.
Terakhir calon suamiku, aku sedikitpun tidak akan mencegah untuk menafkahkan rizki kita di jalan Allah. Jangn kau jadikan untuk kikir karena menafkahi keluarga.sebab dari harta itu bukan semata-mata karena cucuran keringatmu dan tetesan darahmu, tapi itu merupakan rizki yang Allah SWT curahkan untuk hamba-Nya. Jangan merasa berat; kita lahir kedunia tidak membawa apa-apa dan kita pun mati tidak akan membawa apa-apa kecuali amal shalih kita.

Calon suamiku, apa yang aku tuturkan disini bukanlah manis dibibir semata, tapi aku tulus dan sungguh-sungguh. Menginginkan calon suami yang benar-benar menjalankan misi dakwahnya hanya karena Allah SWT.

Dari calon Isterimu mujahidah Dakwah.
Wallahu’alam bish showab.